Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singgung Jiwasraya dan BPJS, Bamsoet Yakin Indonesia Lebih Baik pada 2020

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo optimistis memasuki tahun 2020, dinamika politik Indonesia akan menapak jauh lebih baik.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo berpose dalam pemotretan usai wawancara khusus untuk Kantor Berita Antara di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/10/2019)./Antara
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo berpose dalam pemotretan usai wawancara khusus untuk Kantor Berita Antara di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/10/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo optimistis memasuki tahun 2020, dinamika politik Indonesia akan menapak jauh lebih baik.

Sebab, modal dasar untuk mewujudkan stabilitas nasional dan ketertiban umum yakni persatuan dan kesatuan semua elemen bangsa, telah dimulai dan terus berproses.

"Memang, di beberapa tempat seperti Papua masih saja muncul kasus-kasus yang merefleksikan terganggunya persatuan dan kesatuan. Namun, insiden-insiden bernuansa diskriminasi itu tidak menimbulkan kegelisahan yang berlebihan. Demikian juga dengan berbagai masalah hukum seperti Kasus Jiwasraya, Garuda, Omnibus Law, BPJS dan lain-lain yang mulai satu persatu diselesaikan serta Pilkada Serentak 2020," katanya dari Maroko melalui keterangan pers, Selasa (31/12/19).

Bambang (Bamsoet) menjelaskan bahwa gejala disharmoni atau masyarakat yang terpolarisasi sudah terlihat dan dirasakan selama kurang lebih satu dekade terakhir. Gejala itu kemudian semakin menguat sejak sebelum dan sepanjang tahun politik 2019.  

"Menyikapi gejala itu, negara dan juga kelompok-kelompok masyarakat yang peduli, termasuk para tokoh agama, terus berupaya merekat persatuan dan kesatuan. Sehingga, diyakini bahwa di kemudian hari, perilaku diskriminatif tidak akan mendapatkan tempat di negara ini," jelasnya.

Untuk mengatasi itu, Bamsoet menuturkan bahwa presiden terpilih 2019--2024, Joko Widodo telah menunjukkan langkah yang bagus dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Jokowi bersama para pendukungnya menyadari bahwa kemenangan di Pilpres 2019 tidak boleh menambah persoalan bagi bangsa, baik sekarang maupun di kemudian hari. Tidak pula kemenangan itu boleh menggoreskan luka baru bagi mereka yang merasa kalah. 
 
Jokowi mengakhiri polarisasi masyarakat ditunjukan saat menggodok formasi kabinet. Kejutan dan juga sangat menggembirakan karena Prabowo bersedia masuk dalam Kabinet Indonesia Kerja.

Kebersamaan Jokowi-Prabowo dalam pemerintahan sekarang mencerminkan niat tulus keduanya untuk mengakhiri polarisasi masyarakat. Keduanya mendorong seluruh elemen bangsa untuk merajut lagi persatuan dan kesatuan demi terwujudnya stabilitas nasional dan ketertiban umum. 

Namun, Bamsoet mengingatkan bahwa Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya, hingga persoalan pertahanan dan keamanan.

Bahkan, karena Indonesia kaya akan sumber alam, ada kekuatan asing yang ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa agar bisa meruntuhkan Negara Kesatuan Repubik Indonesia.

"Hanya persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa yang bisa mengeliminasi niat-niat jahat itu. Di tahun mendatang, harus ada dorongan kepada seluruh anak bangsa, khususnya Generasi Milenial dan Generasi Z, agar  lebih bersemangat merajut persatuan dan kesatuan bangsa," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper