Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Ungkap Perkembangan Reaktor Nuklir Arak

Iran mengungkapkan pengembangan kembali bagian dari reaktor nuklir air berat Arak. Langkah tersebut dinilai tidak melanggar batasan perjanjian nuklir namun menunjukkan keseriusan Iran mengembangkan nuklirnya dalam menghadapi tekanan Amerika Serikat.
Petugas keamanan berdiri di depan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, sekitar 1.200 kilometer (km) selatan Teheran, Iran, Sabtu (21/8/2010)./Reuters-Raheb Homavandi
Petugas keamanan berdiri di depan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, sekitar 1.200 kilometer (km) selatan Teheran, Iran, Sabtu (21/8/2010)./Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA - Iran mengungkapkan pengembangan kembali bagian dari reaktor nuklir air berat Arak. Langkah tersebut dinilai tidak melanggar batasan perjanjian nuklir namun menunjukkan keseriusan Iran mengembangkan nuklirnya dalam menghadapi tekanan Amerika Serikat.

Kantor berita pemerintah Iran melaporkan bahwa teknisi menghidupkan sirkuit sekunder di Arak, sebuah fasilitas yang dibangun untuk menghasilkan air berat yang digunakan sebagai moderator untuk memperlambat reaksi dalam inti reaktor nuklir.

"Hari ini kami memulai bagian penting dari reaktor," kata Kepala Badan Atom Iran, Ali Akbar Salehi, dalam pernyataan yang disiarkan langsung TV pemerintah, dilansir dari Reuters, Selasa (24/12/2019).

Sirkuit sekunder dinyalakan ketika Iran mengerjakan modernisasi fasilitas Arak, kantor berita Mehr melaporkan.

Reaktor nuklir air berat Arak terdiri atas dua sirkuit. Sirkuit pertama bertugas menghilangkan panas dari jantung reaktor,dan sirkuit sekunder bertanggung jawab untuk memindahkan panas dari sirkuit pertama ke menara pendingin dan akhirnya ke lingkungan luar.

Di bawah perjanjian nuklir 2015, Iran setuju untuk menutup reaktor di Arak. Kekuatan Barat yang menandatangani pakta itu mengatakan fasilitas itu dapat menghasilkan plutonium yang juga bisa digunakan dalam bom atom.

Tetapi Iran diizinkan untuk memproduksi sejumlah besar air berat dan Teheran telah berupaya mendesain ulang reaktor. Teheran menyatakan akan membuat isotop untuk keperluan medis dan pertanian.

Salehi mengatakan bahwa ruang kontrol reaktor, yang bernama Khondab, akan memakan waktu sekitar 5-6 bulan untuk dibangun dan sistem yang tersisa akan selesai dalam waktu sekitar 1 tahun.

Reaktor akan siap untuk tes awal pada tahun kalender Iran yang akan dimulai pada Maret 2021, Salehi menambahkan.

Pada awal Juli 2019 Presiden Iran Hasan Rouhani menyampaikan Teheran akan meningkatkan level pengayaan uraniumnya dan memulai kembali operasional Arak, jika negara-negara peserta perjanjian nuklir damai tidak membantu melindungi Iran dari berbagai sanksi AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper