Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandar Antariksa Ditargetkan Beroperasi 2020

Lapan akan membagi dua jenis bandar antariksa, yakni skala kecil dan bear.
Pesawat tanpa awak LSU-02 buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)  di Pameran Teknologi Hakteknas ke-21 di lapangan parkir Stadion Manahan Solo, Kamis (11/8/2016)./JIBI-Nicolous Irawan
Pesawat tanpa awak LSU-02 buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Pameran Teknologi Hakteknas ke-21 di lapangan parkir Stadion Manahan Solo, Kamis (11/8/2016)./JIBI-Nicolous Irawan

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan memulai kajian untuk perencanaan dan persiapan pembangunan bandar antariksa di Pulau Biak, Provinsi Papua, secara komprehensif pada 2020.

"Lapan akan memulai kegiatan persiapan bandar antariksa tersebut mulai tahun depan dimulai dari kajian perencanaan dan analisis dampak lingkungan untuk pembangunan bandar antariksa," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin kepada wartawan di Kantor Lapan Pusat, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Karena keterbatasan anggaran, Thomas mengatakan Lapan akan membagi dua jenis bandar antariksa, yakni skala kecil dan besar.

Bandar antariksa yang pertama akan dibangun adalah skala kecil, yang mana pendanaan pembangunannya diharapkan menggunakan dana nasional baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun dengan kemitraan dengan badan usaha.

"Tujuannya bandar antariksa skala kecil ini untuk menguji terbang roket-roket yang dikembangkan dibandingkan yang saat ini diluncurkan di Garut, yaitu roket bertingkat untuk nantinya mencapai orbit setidaknya sampai 300 kilometer," ujarnya.

Bandar antariksa tersebut juga akan digunakan sebagai lokasi peluncuran roket untuk peluncur satelit dan roket-roket skala kecil.

Lapan mencita-citakan sebelum 2024, bandar antariksa skala kecil itu sudah bisa dioperasikan setidaknya bisa digunakan untuk uji terbang roket bertingkat yang saat ini sedang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Roket Lapan.

Kemudian, bandar antariksa yang berskala besar akan dibangun dengan kemitraan internasional yang nantinya berfungsi untuk peluncuran roket nasional dan internasional dengan berbagai kelas.

Biak dipilih sebagai lokasi pembangunan bandar antariksa karena pertama, lokasinya sangat dekat dengan ekuator yakni 1 derajat Lintang Selatan; kedua, karena bagian timur wilayah timur dari Biak langsung menghadap ke Samudera Pasifik sehingga sangat ideal untuk peluncuran roket.

Dengan lokasi langsung menghadap samudera itu, maka titik jatuh roket tingkat satu dan dua berada di wilayah yang aman yakni di lautan.

"Kajian-kajian lebih spesifik termasuk perencanaan anggaran itu nanti akan kami lakukan lebih mendalam mulai tahun depan," tuturnya.

Dia menuturkan pihaknya akan mengkaji sumber-sumber pendanaan termasuk dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha yang selanjutnya (KPBU) dan mitra internasional, sehingga tidak sepenuhnya dibebankan ke APBN.




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper