Citra Indonesia Sangat Positif di Korea Utara
Apa tantangan untuk meningkatkan perdagangan kedua negara?
Kami memahami data Kementerian Perdagangan RI yang menyebutkan bahwa nilai perdagangan Indonesia-RRDK masih kecil dan minus di pihak Indonesia. Namun, menurut observasi kami, nilai perdagangan kedua negara lebih besar dari nilai yang tercatat resmi mengingat transaksi banyak dilakukan cash and carry tanpa transfer antarbank dan perdagangan dilakukan secara tidak langsung atau melalui negara ketiga.
Pemerintah setempat juga tidak memberikan data mengenai nilai perdagangan luar negeri. Padahal, seorang pedagang mengaku bisa mencapai transaksi sekitar US$1 juta per bulan pada 2018.
Neraca perdagangan Indonesia defisit terhadap Korut. Komoditas apa yang paling berkontribusi terhadap defisit itu?
Neraca perdagangan defisit di pihak Indonesia karena Indonesia tercatat mengimpor metalurgi, mesin, dan produk manufaktur dari RRDK. Sementara itu, ekspor Indonesia yang berupa consumer products masuk melalui pihak ketiga dan tidak semua tercatat.
Bagaimana KBRI Pyongyang membantu membuka akses pasar yang lebih luas di Korut bagi produk Indonesia?
KBRI membantu membuka akses pasar setempat dengan melakukan pertemuan dengan pengusaha dan pejabat terkait, melakukan atau memfasilitasi pameran dagang, memfasilitasi pertemuan bisnis serta melakukan survei pasar.
Bagaimana strategi yang Anda jalankan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia?
Pertama, menampilkan poster dan video mengenai objek pariwisata utama Indonesia pada setiap pameran yang diikuti oleh KBRI. Kedua, mendirikan Galeri Budaya dan Pariwisata Indonesia di KBRI yang menampilkan poster mengenai objek wisata utama, benda seni budaya ,dan video display tentang objek wisata Indonesia.
Ketiga, memberikan presentasi mengenai lokasi, daya tarik, dan atraksi (amenitas, akses, dan atraksi) objek wisata utama Indonesia dalam berbagai kegiatan promosi di KBRI, Wisma Duta, Galeri Indonesia, ataupun di tempat lain.
Keempat, membagikan kalender yang memuat gambar objek wisata Indonesia kepada mitra KBRI dalam berbagai event, seperti pada peringatan tahun baru dan pertemuan bilateral antara Dubes RI dengan stakeholder terkait di RRDK.
Apa saja yang masih menjadi tantangan dalam hubungan bilateral ini?
Selain sanksi DK PBB dan embargo masyarakat internasional, adanya larangan berkomunikasi dan berhubungan langsung antara orang asing dan warga setempat menjadi kendala dalam pelaksanaan hubungan dan kerja sama dengan pihak RRDK. Untuk mengatasi hal itu, kami mengajukan pertemuan melalui Kemlu setempat atau penerjemah KBRI.
Bagaimana pandangan masyarakat Korut terhadap citra Indonesia?
Citra Indonesia sangat positif dalam pandangan masyarakat RRDK sebagaimana tecermin pada dukungan Pemerintah RRDK terhadap seluruh pencalonan Indonesia dalam forum internasional.
Menurut Anda, apa saja hal menarik dari Korut yang bisa ditiru atau menjadi pembelajaran bagi Indonesia?
Warga RRDK sangat disiplin dan patuh kepada peraturan, atasan, dan kepada pimpinan negara, bahkan kepada senior. Masyarakat setempat sangat berpegang kepada filosofi kemandirian yang disebut juche ideology.
Mereka sangat bangga kepada kemampuan bangsa dan negaranya serta memiliki nasionalisme, bahkan heroisme yang sangat tinggi. Masyarakat RRDK mengutamakan pembangunan dan kepentingan negara di atas segalanya.
Selain itu, masyarakat setempat mempunyai budaya belajar dan membaca yang sangat kuat. Sehari dalam seminggu, biasanya Sabtu, ditetapkan sebagai hari belajar bagi setiap warga.
Pewawancara: Puput Ady Sukarno & Sri Mas Sari
BIODATA
Nama Lengkap: Berlian Napitupulu
Riwayat Pendidikan:
- Universitas Padjajaran (FISIP HI) (1985)
- Mengikuti berbagai kursus, pelatihan, sekolah dinas kediplomatan dari Kementerian Luar Negeri pada periode 1988—2005
Riwayat Karier:
- Sekretaris Ketiga--Sekretaris Kedua pada KBRI di Ottawa, Kanada (1992—1996)
- Sekretaris Pertama--Counsellor pada KBRI di Havana, Kuba (1999—2003)
- Minister Counselor pada KBRI di Moskow, Rusia (2006—2010)
- Kepala Subdirektorat Eropa Timur I, Direktur Eropa Timur dan Tengah, Kementerian Luar Negeri RI (2011—2014)
- Asisten Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Asia, Pasifik, dan Afrika, Kemenko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI (2014—2016)
- Konsul Jenderal RI di Davao City, Filipina (2016—2019)
- Duta Besar LBBP KBRI Pyongyang, RDRK (2019—Sekarang)