Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Inggris telah mengirim dokumen terkait penemuan 39 jenazah di kontainer pendingin di Grays, Essex pada pekan lalu, ke Vietnam.
Hanoi menyatakan Pemerintah Inggris meminta bantuan untuk mengidentifikasi 4 dari 39 jenazah yang ditemukan. Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Vietnam Bui Thanh Son mengungkapkan Kementerian Keamanan Publik sudah menerima dokumen-dokumen tersebut.
"Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tengah mengkaji dokumen terkait identitas korban, tapi hingga kini belum ada alasan untuk mengonfirmasi bahwa warga Vietnam ikut menjadi korban," paparnya seperti dilansir Reuters, Senin (28/10/2019).
Awalnya, polisi Inggris menyampaikan bahwa para korban diyakini berkebangsaan China. Namun, ternyata kebanyakan dari mereka adalah warga Vietnam.
Meski demikian, Pemerintah China tetap meminta informasi dari London mengenai kasus ini agar dapat memastikan identitas para korban.
Seorang warga Irlandia Utara bernama Maurice Robinson telah ditangkap tak lama setelah kontainer bermasalah itu ditemukan. Dia didakwa terlibat dalam pembunuhan dan berbagai pelanggaran lain, termasuk perdagangan manusia, serta akan dihadapkan ke persidangan pada Senin (28/10) waktu setempat.
Baca Juga
Polisi juga menahan seorang pria di Dublin pada Sabtu (26/10).
"Seorang pria yang ditahan oleh Garda di pelabuhan di Dublin pada Sabtu (26/10), adalah pihak yang menjadi perhatian kami dalam penyelidikan kasus pembunuhan," jelas Kepolisian Essex.
Adapun tiga orang lainnya yang sudah lebih dulu ditahan, telah dibebaskan dengan jaminan.
Sekitar 70 persen kasus perdagangan manusia, yang korbannya adalah warga Vietnam, yang terjadi di Inggris pada 2009-2016 terkait dengan eksploitasi buruh. Sebagian besar dari mereka bekerja di produksi ganja dan salon kuku.