Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raja Salman Pecat Menlu Ibrahim al-Assaf

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud memecat Menteri Luar Negeri Ibrahim al-Assaf yang baru menjabat pada Desember tahun lalu.
Raja Arab Saudi Raja Salman menghadiri pertemuan puncak antara liga Arab dan negara-negara anggota Uni Eropa, di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh, Mesir, 24 Februari 2019./Reuters
Raja Arab Saudi Raja Salman menghadiri pertemuan puncak antara liga Arab dan negara-negara anggota Uni Eropa, di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh, Mesir, 24 Februari 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud memecat Menteri Luar Negeri Ibrahim al-Assaf yang baru menjabat pada Desember tahun lalu.

Keputusan ini termaktub dalam dekrit raja yang berisi keputusan Salman untuk mengisi posisi menteri luar negeri dengan Faisal bin Farhan Al-Saud seperti dikutip Arabnews.com, Kamis (24/10). Keputusan itu sendiri dikeluarkan kemarin waktu setempat.

Akan tetapi, Dekrit yang dikutip Badan Pers Saudi (SPA) tersebut tidak memerinci lebih lanjut alasan penggantian menlu tersebut. Hanya saja pada 2017 lalu, aparat sempat menahan Assaf dalam satu operasi anti-korupsi.
Assaf sendiri baru dilantik menjadi menlu pada Desember 2018 lalu untuk menggantikan Adel al-Jubeir di tengah kisruh mengenai pembunuhan wartawan pengkritik Saudi, Jamal Khashoggi di Turki.

Sebagai pengganti Assaf, Saud pun mewarisi tugas untuk menangani dampak pembunuhan Khashoggi yang disebut-sebut berbagai pihak sebagai upaya Arab Saudi membungkam pengkritik.

Pembunuhan yang dilakukan di gedung Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul itu dianggap sebagai krisis diplomatik terbesar bagi Riyadh setelah tragedi 11 September.

Arab Saudi juga sedang menyusun langkah untuk menghadapi ketegangan dengan Iran. Relasi kedua negara kembali memanas setelah Houthi, kelompok pemberontak di Yaman yang didukung Iran, menyerang kilang minyak terbesar di Saudi.

Iran sendiri terus membantah tudingan bahwa mereka merupakan dalang di balik serangan tersebut. Akan tetapi Amerika Serikat mengklaim punya bukti bahwa serangan rudal tersebut tidak diluncurkan dari Yaman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper