Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Perundingan Nuklir dengan AS, Korut Tembakkan Proyektil

Korea Utara kemarin menembakkan proyektil tak dikenal ke laut, sehari setelah Pyongyang mengisyaratkan dimulainya kembali perundingan nuklir dengan AS, menurut pernyataan kantor Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Presiden AS DOnald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di zona demiliterisasi di Panmunjom, 30 Juni 2019./Kevin Lamarque-Reuters
Presiden AS DOnald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di zona demiliterisasi di Panmunjom, 30 Juni 2019./Kevin Lamarque-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara kemarin menembakkan proyektil tak dikenal ke laut, sehari setelah Pyongyang mengisyaratkan dimulainya kembali perundingan nuklir dengan AS, menurut pernyataan kantor Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).

"Militer kami memantau situasi untuk peluncuran tambahan dan mempertahankan postur kesiapan," menurut JCS dalam sebuah pernyataan.

Satu proyektil tampaknya jatuh di Zona Ekonomi Eksklusif (EEZ) Jepang di lepas prefektur Shimane pada pukul 07.27 waktu setempat, sementara yang lain beberapa menit sebelumnya jatuh di luar zona itu, kata kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (2/10/2019).

Tidak ada laporan sejauh ini tentang dampak pada pesawat atau kapal di sekitarnya, tambahnya.

Penjaga Pantai Jepang menyatakan bahwa Korea Utara telah meluncurkan apa yang tampak seperti rudal dan meminta kapal waspada dengan memperhatikan informasi lebih lanjut dan tidak mendekati puing-puing bekas peluncuran.

Proyektil itu ditembakkan dari sekitar Wonsan, provinsi Kangwon ke arah laut di sebelah timur, sebagaimana diaporkan kantor berita Yonhap sebelumnya.

Tidak ada rincian lebih lanjut yang segera tersedia tetapi itu adalah yang terbaru dari serangkaian peluncuran serupa.

Kali ini merupakan peluncuran kesembilan sejak Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu di Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat antara kedua Korea pada bulan Juni lalu.

Tes sebelumnya telah diidentifikasi sebagai rudal jarak pendek, dan pada bulan September Korea Utara mengatakan telah menguji sistem "peluncur roket multipel super besar".

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper