Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengklaim penurunan jumlah titik api di sejumlah wilayah Indonesia pascadilakukan operasi modifikasi cuaca, dan hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir.
Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, mengatakan bahwa titik api, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah berkurang signifikan setelah operasi modifikasi cuaca dilakukan. Hal itu ditambah dengan hujan yang turun di sejumlah titik karhutla dalam beberapa hari terakhir.
“Kami melakukan operasi modifikasi cuaca dengan harapan turun hujan, dan alhamdulillah itu tercapai, sehingga titik api tinggal 1.129 titik pada 24 September 2019, dari yang sebelumnya 3.869 titik pada 22 September 2019, dan 3.322 titik pada 23 September 2019,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (25/9/2019).
Wiranto menuturkan, karhutla yang terjadi tahun ini disebabkan oleh musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pemerintah sendiri saat ini masih terus melakukan upaya pemadaman di sejumlah titik api yang tersisa.
Dia juga menyesalkan masih adanya pihak yang sengaja melakukan pembakaran hutan untuk kepentingan pribadinya. Padahal, dari tahun ke tahun pemerintah selalu melakukan upaya pencegahan karhutla, agar tidak menciptakan kabut asap.
“Ternyata masih ada orang-orang tidak bertanggung jawab yang melakukan pembakaran hutan. Kami sungguh-sungguh telah menyiapkan upaya untuk dapat mencegah karhutla,” ucapnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menyebutkan ada titik cerah dalam satu minggu ke depan terkait upaya pemadaman titik api di beberapa wilayah Indonesia.
“Sesuai informasi BMKG musim penghujan itu akan datang pertengahan Oktober,” katanya.
Pada 22 September hingga sepekan ke depan diprediksi ada angin yang bermuatan air datang dari Tenggara. Angin dari Australia yang berpotensi menciptakan awan kumulonimbus dengan uap air itu dapat menurunkan air hingga 70%.