Bisnis.com, JAKARTA – Kejutan terbesar Apple dalam acara peluncuran produk pada hari Selasa (10/9/2019) bukanlah fitur, perangkat, atau layanan baru, namun penetapan harga yang agresif yang merupakan titik awal bagi produsen gawai premium ini.
Dalam acara yang digelar di Steve Jobs Theater, Cupertino,Amerika Serikat, tersebut, Apple memperkenalkan iPhone 11 yang dijual mulai dari US$699, lebih rendah dari harga iPhone XR tahun lalu yang dijual US$ 749.
Selain itu, Apple memangkas harga lini iPhone XR hingga US$599. Penurunan sebesar US$150 untuk ponsel yang baru berumur satu tahun cukup mengejutkan karena merupakan salah satu pengurangan terbesar dalam sejarah iPhone.
"Berita terbesar dari peluncuran Apple adalah penurunan harga untuk iPhone 11," ungkap Chris Caso, analis di Raymond James & Associates, seperti dikutip Bloomberg. "Kami melihat ini sebagai pengakuan bahwa Apple terlalu jauh mematok harga pada peluncuran tahun lalu."
iPhone 8 yang dirilis tahun 2017 juga dipangkas US$150 menjadi US$449, sementara Apple Watch Series 3 juga mengalami penurunan harga menjadi US$199 dari US$279. Pemangkasan tersebut akan membantu Apple bersaing dengan Fitbit Inc.
Apple menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia dengan merancang perangkat yang inovatif. Namun, perusahaan tengah berjuang untuk mempertahankan permintaan iPhone yang sedang melemah.
Baca Juga
Sebagian besar konsumen Barat dan China sudah memiliki smartphone dan enggan untuk membeli produk terbaru karena kurangnya fitur terobosan dan alternatif yang lebih murah.
Peneliti IDC memperkirakan pengiriman smartphone tergelincir 2,2 persen pada 2019, penurunan di tahun ketiga berturut-turut. Ia memperkirakan penjualan iPhone turun 15 persen tahun ini.
Pangsa Pasar iPhone Merosot
Penurunan harga dapat mendorong lebih banyak orang untuk membeli iPhone lebih cepat, sambil memikat pengguna baru untuk bisnis langganan digital yang sedang tumbuh. Saham Apple naik 1,2 persen menjadi US$216,70 di New York pada hari Selasa, penutupan tertinggi sejak awal November.
"Banyak pengguna yang membeli perangkat dengan harga lebih rendah pada akhirnya akan menjadi pelanggan layanan Apple," kata Jitesh Ubrani, manajer riset di IDC.
"Mereka telah menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan ini di masa lalu. Jika Anda membeli iPhone, Anda kemungkinan besar akan membeli iPad atau AirPods,” lanjutnya.
Apple diperkirakan akan lebih sulit untuk melakukan hal serupa antara perangkat dan layanan barunya. Hal ini sebagian karena ada begitu banyak penyedia layanan digital yang ada dan sudah dapat berfungsi dengan baik pada iPhone dan perangkat Apple lainnya, kata Ubrani.
Apple menghadapi tantangan ini dengan harga yang agresif. Layanan gim Apple Arcade ditawarkan sebesar US$4,99 per bulan, kira-kira setengah dari harga layanan Apple Music dan Apple News+.
Selain itu, biaya bulanan sebesar US$4,99 untuk layanan streaming video Apple TV+ mengejutkan banyak analis karena lebih rendah dari biaya layanan Netflix Inc., Amazon.com Inc. Prime Vide, dan Disney+.
Chief Executive Officer Apple Tim Cook mengatakan ketika orang membeli iPhone dan iPad, Mac atau Apple TV, mereka akan mendapatkan langganan gratis Apple TV+ selama satu tahun.
Dan Ives, seorang analis di Wedbush Securities, menyebut harga Apple TV+ sebagai terobosan dan mengatakan langkah itu akan membantu Apple mendapatkan lebih banyak pelanggan.
"Dengan basis pengguna iPhone aktif sebesar 900 juta orang di seluruh dunia, kami yakin perusahaan memiliki peluang untuk mendapatkan 100 juta konsumen streaming dalam 3 hingga 4 tahun ke depan," tulis Ives dalam sebuah catatan kepada para investor.