Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Perpanjang Pelonggaran Sanksi Huawei Selama 90 Hari

Menteri Perdagangan Wilbur Ross menyampaikan bahwa Amerika Serikat berencana untuk memberikan perpanjangan selama 90 hari terhadap serangkaian pengecualian terbatas yang telah melindungi jaringan dan konsumen AS dari larangan bisnis dengan raksasa teknologi China, Huawei Technologies Co.
Logo perusahaan Huawei tampak di mal di Shanghai, China, 3 Juni 2019, /REUTERS
Logo perusahaan Huawei tampak di mal di Shanghai, China, 3 Juni 2019, /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Wilbur Ross menyampaikan bahwa Amerika Serikat berencana untuk memberikan perpanjangan selama 90 hari terhadap serangkaian pengecualian terbatas yang telah melindungi jaringan dan konsumen AS dari larangan bisnis dengan raksasa teknologi China, Huawei Technologies Co.

Ross mengatakan, beberapa perusahaan telekomunikasi AS yang bergantung dengan Huawei merasa bahwa penangguhan sanksi selama 90 hari dianggap sebagai langkah yang tepat.

Meski demikian, keputusan AS untuk mencantumkan lebih dari 40 perusahaan yang terafiliasi dengan Huawei ke dalam blacklist perdagangan tetap berlaku.

"Kami memberikan mereka sedikit waktu tambahan untuk mempersiapkan diri. Tenggat waktu berikutnya akan jatuh sekitar 19 November," ujar Ross yang menambahkan bahwa kementerian memutuskan untuk menambah 46 anak perusahaan Huawei ke dalam blacklist perdagangan, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (20/8/2019).

Pengumuman ini tidak membahas masalah keamanan nasional yang lebih luas terkait Huawei dan tidak menjawab pertanyaan yang lebih besar apakah perusahaan chip AS dan pemasok utama lainnya akan diizinkan untuk menjual suku cadang ke China.

Dalam tanggapannya, Huawei mengatakan bahwa bantuan sementara ini tidak mengubah fakta bahwa perusahaan telah diperlakukan secara tidak adil dan tidak akan berdampak besar pada bisnis Huawei.

"Langkah untuk menambah lebih banyak afiliasi Huawei ke dalam daftar entitas berlatar belakang kepentingan politik dan tidak ada hubungannya dengan keamanan nasional," seperti dikutip melalui pernyataan perusahaan.

Pada akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengindikasikan bahwa hubungan Washington dengan Beijing berjalan baik tetapi dia juga memberikan tanda bahwa dirinya tidak siap untuk menandatangani kesepakatan apapun.

Saham-saham AS menguat sepanjang Senin (19/8/2019) setelah pemerintahan Trump memberikan sinyal kemajuan pada proses negosiasi perdagangan serta pengumuman perpanjangan waktu sebelum sanksi dagang Huawei berlaku.

Huawei, perusahaan teknologi terbesar di China berdasarkan penjualan, berada di posisi sulit di tengah ketegangan yang semakin memburuk dan disebut sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi perdagangan yang kompleks antara Washington dan Beijing.

Trump mengatakan dia mengantisipasi pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping dalam waktu dekat dan pelonggaran kebijakan terhadap Huawei diharapkan dapat mempermanis nada diskusi itu.

Untuk Huawei sendiri, bulan ini perusahaan mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan sistem operasi pengganti Android yang diberi nama HarmonyOS, jika akses terhadap perangkat lunak milik Google Inc. tersebut dibatasi.

Tanpa Andorid atau perusahaan AS lainnya, yang menjadi konsultan dan pemasok bagi Huawei, banyak dari lini produk Huawei yang menjanjikan akan mengalami penurunan pertumbuhan atau bahkan berpotensi menjadi produk gagal.

Pengumuman dari Kementerian Perdagangan tersebut disampaikan sehari setelah Trump memberikan sinyal bahwa Washington tidak akan memberikan keringanan tambahan lainnya kepada Huawei.

"Untuk saat ini, sepertinya kita tidak akan melakukan bisnis [dengan Huawei]. Saya tidak ingin melakukan bisnis apapun karena ancamannya adalah keamanan nasional," ujar Trump pada akhir pekan lalu.

Awal bulan ini, perang dagang antara kedua negara meningkat ketika AS mengumumkan perubahan masa berlaku tarif baru impor China sebesar 10% menjadi 1 September dan 15 Desember.

China menanggapi kebijakan tersebut dengan memboikot produk pertanian Amerika dan membiarkan mata uangnya melemah, menandakan bahwa strategi tersebut dapat membantu meredam pukulan tarif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper