Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menjadi pembicara kunci dalam Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kawasan Wisata Nusa Dua Lot, Bali, pada Selasa (20/8/2019).
Dalam kesempatan itu, Jokowi memaparkan perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Presiden menerangkan bahwa dalam lima tahun terakhir, Indonesia memberikan perhatian besar bagi pembangunan infrastruktur nasional.
Pembangunan itu antara lain pembangunan 782 kilometer jalan tol, 3.387 kilometer jalan umum nasional, lebih dari 191.000 kilometer jalan desa, dan 15 bendungan besar untuk memperkuat sektor pertanian.
“Bagi kami pembangunan infrastruktur ini untuk mencapai banyak tujuan. Infrastruktur dapat mempersatukan bangsa dan mempererat kebinekaan kami di Indonesia,” tuturnya seperti dikutip dari keterangan tertulis yang dirilis oleh Sekretariat Presiden.
Kepala Negara memaparkan infrastruktur yang dibangun Indonesia juga dimaksudkan untuk memperbaiki pemerataan pembangunan dan menjangkau daerah-daerah terluar.
Pembangunan infrastruktur yang merata di Tanah Air disebutnya merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan memperbaiki disparitas harga serta kesenjangan ekonomi.
Indonesia ingin agar kesuksesan dan hasil pembangunan yang selama ini dilakukan juga dapat dirasakan oleh negara-negara sahabat Indonesia, khususnya Afrika.
Indonesia juga bersedia berbagi pengalaman dan bekerja sama lebih jauh untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dan bangsa Afrika.
“Mari kita bangun negeri kita. Kita perkuat infrastruktur antarnegara kita untuk meningkatkan konektivitas antara Indonesia dan Afrika, untuk meningkatkan arus perdagangan antara Indonesia dan Afrika yang dapat meningkatkan perekonomian kita yang mampu memberikan kesejahteraan bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di Afrika,” tandasnya.
Selain menjadi pembicara kunci, Kepala Negara juga sempat menyaksikan penandatanganan kesepakatan bisnis antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan perusahaan-perusahaan sejumlah negara Afrika seperti Niger, Nigeria, Tanzania, Mozambik, Pantai Gading, dan Senegal.
Sebanyak 11 kesepakatan bisnis yang melibatkan perusahaan-perusahaan Indonesia seperti Wijaya Karya, Indonesia Eximbank, Bio Farma, Kimia Farma, Energi Mega Persada, dan Indesso tercapai. Nilai kesepakatan-kesepakatan tersebut diperkirakan mencapai US$822 juta.