Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla Sebut Startup Jalankan Ekonomi Koperasi

Ekonomi berbagi yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan harus didorong memiliki nafas sebagai koperasi yang dicanangkan oleh Bung Hatta ketika Indonesia merdeka 74 tahun lalu.
Jusuf Kalla/Bisnis-Choirul Anam
Jusuf Kalla/Bisnis-Choirul Anam
 
Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi berbagi yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan harus didorong memiliki nafas sebagai koperasi yang dicanangkan oleh Bung Hatta ketika Indonesia merdeka 74 tahun lalu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan konsep bisnis yang dikembangkan oleh startup atau perusahaan rintisan sesuai dengan konsep koperasi yang diinginkan oleh bapak proklamator Indonesia, Bung Hatta. Para perusahaan rintisan berkembang sebagai kumpulan orang bukan kumpulan modal sebagai layaknya sebuah perusahaan konvensional.

"Sebenarnya Anda [pendiri perusahaan rintisan] sedang mempraktekan koperasi. Andalah pembuat koperasi besar di RI [karena memiliki mitra hingga jutaan orang]. Koperasi itu kumpulan orang-orang," kata Jusuf Kalla dalam Ignite the Nation-Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Satu Indonesia, di Istora Senayan Jakarta, Minggu, (18/8/2019).

Menurut Jusuf Kalla, sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 33, maka Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Asas ini merupakan pondasi perusahaan rintisan karena menjalankan ekonomi kebersamaan.

"Semangat itu yang anda [pendiri startup] harus miliki. Anda harus membikin koperasi besar [untuk mengembangkan ekonomi bersama]," katanya.

Lebih lanjut Jusuf Kalla menambahkan, selain ekonomi bersama, untuk membuat ekonomi Indonesia maju maka dibutuhkan upaya peningkatan pengetahun. 

"Apa yang memenangkan satu bangsa di atas bangsa lain? Kita sudah sering bicara ini. [Jawabannya] Teknologi, pengetahuan," katanya.

Kunci lain yang harus dimiliki para milenial dalam mengembangkan bisnisnya adalah semangat. Kunci ini, kata JK, telah membuat Jepang hingga Korea Selatan menjadi negara maju. 

"Banyak negara kaya sumber daya alam, kalah dari negara kecil. Karena apa? Semangat. Korea, Jepang apa kekayaan? Tidak ada. Tapi semangat [mencari pengetahuan dan penguasaan teknologi membawa mereka menjadi negara maju]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper