Bisnis.com, JAKARTA – Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menyebut pemasalah sampah di Indonesia bisa menghambat kemajuan bangsa, terutama untuk kawasan wisata, sehingga perlu ditangani dengan benar.
Menurutnya, permasalahan sampah berdampak tidak hanya kepada isu kesehatan, pariwisata dan perekonomian tetapi juga harga diri kita sebagai sebuah bangsa.
“Untuk itulah #DengarYangMuda ingin mendengar dari pemuda Bali bagaimana mereka menangani isu sampah agar bisa ditiru oleh kota-kota lain,” katanya dalam talkshow #DengarYangMuda seri ke-16 di Sanur, Bali, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (15/8/2019).
Acara tersebut terinspirasi oleh pergerakan progresif masyarakat di pulau Bali lewat visi serta aksi nyata untuk menjadikan Bali sebagai wilayah terdepan dalam isu penanganan sampah.
“Permasalahan sampah dapat menghambat Indonesia untuk mencapai cita-cita pendiri bangsa menjadi bangsa yang maju,” kata lulusan Norwich Military University dan Virginia Tech University ini saat memberikan keynote speaker.
Sementara itu, Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menjelaskan bahwa meskipun keluhan dari masyarakat sudah banyak, namun pemerintah tidak bisa terburu-buru karena pengelolaan sampah membutuhkan pembangunan ekosistem sehingga pengelolaan sampah dapat berkelanjutan.
Kota Denpasar sendiri telah berhasil menurunkan penggunaan kantong plastik hingga 99,60 persen dalam waktu kurang dari 1 tahun.
Di ajang #DengarYangMuda ke-16 ini, Diaz menggandeng Bali Export Development Organization (BEDO) sebuah lembaga swadaya masyarakat di Bali, dan 100 pelaku UMKM asal Bali, dan komunitas-komunitas pemuda Bali. Mereka mendorong peluang pemanfaatan sampah, khususnya sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan dan dapat menjadi produk bernilai ekonomi tinggi lewat inovasi dan kreatifitas.
Acara talkshow diisi oleh empat narasumber, yaitu Komang Sudiarta dari Komunitas Malu Dong, pengusaha Pande Gede Bayu Antariksa, Jeff Kristianto dari BEDO, dan I Gde Ngurah Widiadnyana dari Somia Design.
Komang Sudiarta dari Komunitas Malu Dong mengatakan bahwa pola pikir setiap orang dalam memperhatikan lingkungan memang tergantung dari masing-masing. Karena itu, komunitas ini fokus pada upaya mengetuk hati mereka masyarakat untuk bisa mengolah sampah. Harapannya, mindset warga akan berubah.
Pengusaha pariwisata Pande Gede Bayu Antariksa mengatakan bahwa sampah yang banyak di pantai sangat berdampak bagi usaha. “Mindset kita yang seharusnya diubah, karena semua sampah yang dibuang sembarangan akan berakhir di pantai.”
Jeff Kristianto dari BEDO mentakan fokus organisasinya adalah bagaimana mengelola limbah dari sisi ekonomi kreatif. “Salah satunya adalah dari segi tekstil, karena Bali sangat dikenal dari produk tekstilnya.”
Acara kemudian dilanjutkan dengan bazaar dan pameran UMKM binaan, workshop Upcycling dan presentasi peserta olah limbah kreasi atau Olikasi
#DengarYangMuda adalah sebuah medium komunikasi yang sudah dilaksanakan selama 16 kali di berbagai ruang publik di seluruh Indonesia. Ajang ini untuk merangkul dan memahami perilaku kalangan milenial serta masyarakat umum saat ini.