Bisnis.com, BANDUNG - Nestle, produsen makanan internasional asal Swiss mulai menjual produk kopi berlabel Starbucks di China bulan ini.
Tahun lalu, Nestle membayar sebesar US$7,15 miliar untuk membeli hak eksklusif penjualan produk kopi dan teh dari peritel kopi asal AS tersebut.
Pada Februari lalu, Nestle mulai meluncurkan produk kopi kapsul dan kopi instan berlabel Starbucks di Eropa, Asia dan Amerika Latin.
Di China sendiri, perusahaan menjual produk berlabel Starbucks tersebut di platform e-commerce, seperti Alibab, JD.com dan Tmall.
Selain penjualan online, perusahaan juga menawarkan produknya ke perusahaan dan hotel di kota-kota besar di Negeri Panda tersebut.
"Kami percaya China merupakan pasar yang paling menarik secara umum, terutama untuk kopi karena konsumsi kopi per kapitanya cukup rendah dibandingkan negara Asia lain," ungkap Rashid Aleem Qureshi, CEO Nestle untuk Regional China, Kamis (08/08/2019).
Konsumsi kopi per kapita warga China hanya mencapai 6 cangkir per tahun, dibandingkan Jepang yang mencapai 400 cangkir dan Korea Selatan sebanyak 300 cangkir.
Saat ini, penjualan kopi di China tumbuh 3-5 persen per tahun. Dia yakin Nestle dapat mendorong pertumbuhannya lebih cepat dari angka tersebut.
Langkah Nestle ini diambil setelah pertumbuhan penjualan produknya melambat di China pada semester pertama ini. Salah satu faktor penekannya adalah kompetisi pasar.
Isu kompetisi ini dialami oleh produk makanan bayi yang harus bersaing dengan produk serupa yang lebih mahal.
Menurut Qureshi, kerja sama dengan Starbucks akan membantu memperluas portofolio kopi premium perusahaan yang telah di jual di China.
Sementara itu, CEO Starbucks China Belinda Wong mengungkapkan Nestle akan membuka dua gerai untuk menjual produk kopi berlabel Starbucks tersebut.
Starbucks sendiri telah menanamkan investasi yang besar dapat membuka jaringan toko dan jasa pengiriman di tengah kompetisi ketat dengan usaha rintisan lokal.