Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Mahfud MD: Rusia Bukan Negeri Komunis

Dia mengungkapkan, dulunya pernah memiliki bayangan bahwa Rusia, sebagai negara penerus Uni Soviet setelah runtuh, adalah negara komunis yang rakyatnya miskin. Namun, ternyata anggapannya tersebut salah.
Mahfud MD bersama Jaya Suprana dan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Novotel Moscow, Rusia./Twitter @mohmahfudmd
Mahfud MD bersama Jaya Suprana dan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Novotel Moscow, Rusia./Twitter @mohmahfudmd

Bisnis.com, JAKARTA -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tengah berkunjung ke Moskow, Rusia, mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam kunjungannya tersebut, Mahfud berbagi pandangannya mengenai negara pecahan Uni Soviet itu.

Dia mengungkapkan, dulunya pernah memiliki bayangan bahwa Rusia, sebagai negara penerus Uni Soviet setelah runtuh, adalah negara komunis yang rakyatnya miskin. Namun, ternyata anggapannya tersebut salah.

"Dulu saya (mungkin sekarang masih banyak di antara kita) punya bayangan, Rusia (pelanjut Uni Soviet) adalah negara komunis dengan rakyat miskin yang mencekam karena totaliterisme dan kesewenang-wenangan penguasa negara yang anti agama. Mungkin dulu dikesankan begitu, tapi sekarang saya melihat sendiri Rusia itu beda," ujarnya lewat akun resmi Twitternya, Jumat (2/8/2019).

Mahfud mengatakan, Rusia bukanlah negara komunis. Nyatanya sekarang perwakilan partai komunis di Parlemen Rusia jumlahnya hanya sekitar 12 persen dan menjadi pihak oposisi pemerintah. Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pemerintahan dengan partai koalisi yang bukan komunis.

Selain itu, kata Mahfud, dengan pendapatan per kapitanya sekitar US$6.000 per tahun, Rusia tidak tergolong sebagai negara miskin.

Pandangan mengenai pemerintah Rusia yang anti agama juga nyatanya keliru. Mahfud menceritakan bahwa di Rusia, selain gereja, banyak juga bangunan masjid yang bagus dan selalu terbuka bagi kaum Muslim yang hendak beribadah.

"Masjid Katedral di Moscow dibangun atas dukungan Pemerintah Turki. Kota Moscow termasuk anggun, bersih, enak ditelusuri, seperti kota-kota besar lain di Eropa. Dulu, kita setengah tidak boleh atau tak berani melanjutkan studi di Rusia. Tapi sekarang ada ribuan mahasiswa Indonesia di sana," tuturnya.

Dia juga menyoroti bahwa mahasiswi asal Indonesia yang melanjutkan studi di Rusia banyak yang mengenakan hijab dan tidak dilarang oleh pemerintah setempat.

"Dari perbincangan saya dengan Pak Rahmat Witoelar (mantan dubes di Moscow), Pak Wahid (dubes RI di Moscow) Pak Lasro Simbolon (Wadubes) dijelaskan: salahlah kita kalau menganggap Rusia itu (masih) komunis, totaliter, dan miskin. Cafe-cafe buka 24 jam, ramai dikunjungi orang dan tetap tertib," ungkap Mahfud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper