Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vietnam Diminta Pangkas Surplus Dagang dengan AS

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menegaskan bahwa Vietnam harus mengambil kebijakan untuk memangkas surplus perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat di tengah tekanan pemerintahan Trump yang makin meningkat terhadap negara Asia Tenggara tersebut.
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri (PM) Vietnam Nguyen Xuan Phuc melambaikan bendera Vietnam sambil menyapa para siswa yang menyambut mereka di Hanoi, Vietnam, Rabu (27/2/2019)./Reuters-Leah Millis
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri (PM) Vietnam Nguyen Xuan Phuc melambaikan bendera Vietnam sambil menyapa para siswa yang menyambut mereka di Hanoi, Vietnam, Rabu (27/2/2019)./Reuters-Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA -- Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menegaskan bahwa Vietnam harus mengambil kebijakan untuk memangkas surplus perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat di tengah tekanan pemerintahan Trump yang makin meningkat terhadap negara Asia Tenggara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Komite Keuangan Senat AS, Lighthizer mengatakan bahwa makin hari perdagangan AS dengan Vietnam makin berkurang dan pemerintah bersikukuh bahwa Vietnam harus bergerak untuk mengurangi defisit perdagangan yang diderita Washington.

"Langkah-langkah yang harus diambil Vietnam termasuk menambah impor barangnya dari Amerika Serikat serta menyelesaikan pembatasan akses pasar terkait barang, jasa, produk pertanian, dan kekayaan intelektual,” tulis Lighthizer seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (30/7/2019).

Vietnam menjadi sasaran ancaman dagang yang empuk bagi pemerintahan Trump atas surplus perdagangannya dengan AS, salah satu pasar terbesarnya.

Menurut data Biro Sensus AS, surplus perdagangan tahunan Vietnam dengan AS telah melampaui US$20 miliar sejak 2014 dan mencapai US$40 miliar tahun lalu, tertinggi dalam catatan yang sejak 1990.

Untuk 5 bulan pertama tahun ini, surplus sudah 43% lebih tinggi dari tahun lalu pada kisaran US$21,6 miliar.

Pada bulan Mei, Departemen Keuangan AS menambahkan Vietnam ke daftar pantauan negara-negara untuk kemungkinan manipulasi mata uang. 

Lighthizer juga mengkritik Vietnam karena adanya sejumlah hambatan perdagangan tidak adil yang dihadapi bisnis AS di Vietnam.

Kementerian Luar Negeri Vietnam tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pernyataan Lighthizer ini merupakan jawaban dari pertanyaan Senator Mark Warner (D-Va.), pada pemberian testimoni di hadapan komite pada 18 Juni.

Warner bertanya apakah Lighthizer setuju dengan Trump bahwa Vietnam telah mengambil lebih banyak keuntungan terhadap AS daripada China.

"Saya khawatir bahwa pemerintah sedang mengejar strategi perdagangan ad hoc yang memiliki efek mengisolasi mitra regional," kata Warner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper