Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Mulai Kembali Perundingan Dagang di Shanghai

Negosiator AS dan China hari ini, Selasa (30/07/2019) akan bertemu di Shanghai untuk memulai kembali perundingan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu meski kedua pihak tidak banyak berharap akan ada kesepakatan.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Kabar24.com, JAKARTA--Negosiator AS dan China hari ini, Selasa (30/07/2019) akan bertemu di Shanghai untuk memulai kembali perundingan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu meski kedua pihak tidak banyak berharap akan ada kesepakatan.

Negosiasi di pusat keuangan China tersebut akan menjadi diskusi tatap muka pertama sejak negosiasi gagal pada Mei saat Presiden AS Donald Trump menuduh Cina mengingkari komitmennya.

Washington dan Beijing sejauh ini saling mengenakan tarif impor dengan nilai lebih dari US$360 miliar. Ketegangan  berawal setelah AS menuding China melakukan pencurian teknologinya tidak adil dalam perdagangan dengan perushaan AS.

Pembicaraan dua hari tersebut perwakilan perdagangan Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

Negosiasi terjadi ketika Beijing menghadapi tekanan berat atas kerusuhan sipil yang sedang berlangsung di Hong Kong. 

Beberapa hari sebelum pertemuan Shanghai, Trump mengancam akan menarik pengakuan atas status China sebagai negara berkembang di Organisasi Perdagangan Dunia. Sikap AS itu membuat Beijing marah karena AS dinilai sombong dan egois yang menurut media pemerintah menggunakan tekanan menjelang perdagangan.

Trump mengatakan Jumat lalu bahwa dirinya percaya negosiator China berharap untuk menunda kesepakatan sampai setelah pemilihan presiden AS tahun depan.

"Ketika saya menang nantinya... mereka semua juga akan menandatangani kesepakatan," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (30/7).

Pemimpin AS itu juga membuat marah pihak China dengan mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China akan memaksanya membuat perjanjian perdagangan. AS juga memasukkan raksasa telekomunikasi raksasa Huawei ke daftar masalah keamanan nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper