Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Gas Alam, Australia Ratifikasi UU Batas Laut dengan Timor Leste

Australia pada Senin (29/7/2019) mengesahkan undang-undang yang menetapkan perbatasan laut dengan Timor Leste.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison/Reuters-David Gray
Perdana Menteri Australia Scott Morrison/Reuters-David Gray

Bisnis.com, JAKARTA – Australia pada Senin (29/7/2019) meratifikasi undang-undang yang menetapkan perbatasan laut dengan Timor Leste.

Dengan UU itu, Australia dan Timor Leste sekarang memiliki kerangka kerja guna memisahkan pendapatan dari ladang gas alam lepas pantai Greater Sunrise.

Kedua negara menandatangani pakta pada Maret 2018 untuk menyelesaikan sengketa yang telah berlangsung lama soal perbatasan Laut Timor.

Sengketa antarkedua negara telah menyebabkan penundaan pembangunan Greater Sunrise, yang ditemukan pada 1974 dan disebut-sebut memiliki cadangan gas 5,1 triliun kaki kubik.

"Dengan undang-undang untuk mengimplementasikan pakta tersebut pada hari ini, Australia kini siap bermitra dengan Timor Leste untuk bergabung mengembangkan bersama ladang gas Greater Sunrise guna memetik keuntungan bagi kedua negara," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

"Greater Sunrise akan memberikan peluang baru untuk pendapatan dan perdagangan serta pembangunan perindustrian di Timor Leste dan menjadi bagian penting bagi masa depan perekonomian Timor Leste."

Berdasarkan kesepakatan tersebut ,Timor Leste mempunyai hak 70 persen pendapatan dari gas, jika pipa gas disalurkan dengan pipa ke pulau negara tersebut tersebut, dan 80 persen bila gas disalurkan dengan pipa ke Australia untuk diolah.

Australia mencari garis batas dengan mengukur beting benua, sedangkan Timor Leste berpendapat garis batas harus terletak di pertengahan antara pulau tersebut dengan Australia, sehingga wilayah Greater Sunrise lebih banyak berada di bawah kendalinya.

Menteri Luar Negeri Timor Leste sebelumnya mengatakan bahwa negaranya dapat meratifikasi pakta tersebut pada 30 Agustus, bertepatan dengan peringatan referendum.

Referendum tersebut membuat negara kecil di Pasifik itu, yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia, merdeka pada 1999.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper