Bisnis.com, JAKARTA--Setidaknya 36 orang tewas akibat bencana tanah longsor yang melanda sebuah desa di barat daya China, sedangkan 15 lainnya masih hilang beberapa hari setelah bencana melanda, menurut penyiar televisi CCTV.
Bencana tanah longsor sejak Selasa malam di desa Pingdi, di provinsi Shuicheng, provinsi Guizhou, mengubur lebih dari 20 rumah. Bencana itu diawali dengan semburan lumpur tebal yang menggelinding dari puncak gunung dataran yang lebih rendah di bawahnya.
CCTV menyiarkan rekaman pada hari ini bahwa pekerja penyelamat tengah berusaha menjangkau korban melalui gundukan tanah yang besar. Sedangkan ekskavator terlihat menggali tanah akibat bukit yang runtuh. Dua anak dan seorang ibu dengan bayi termasuk di antara korban tewas.
Pada Sabtu lalu, kantor berita resmi Xinhua mengatakan 29 orang tewas dan 22 lainnya masih hilang. Empat puluh orang telah diselamatkan dari lokasi itu seperti dilaporkan tim penyelamat darurat setempat seperti dikutip Aljazera.com, Minggu (28/7/2019).
Sebuah sekolah dijadikan sebagai pusat medis dan pertolongan darurat, sedangkan beberapa tim penyelamat dan para ahli masih mencari korban yang hilang, Xinhua melaporkan.
Tanah longsor sering menjadi bahaya di daerah pedesaan dan pegunungan di China, terutama setelah hujan lebat, dan negara itu telah mengalami banjir parah pada tahun ini.
Pada Agustus 2017, setidaknya 30 orang tewas dalam dua bencana tanah longsor terpisah di provinsi Guizho.