Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Kedelai China dari AS Turun Tajam

-Impor kedelai China dari Amerika Serikat turun 2,5 persen pada Juni 2019 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.  Hal ini karena ketegangan baru perang dagang antara Beijing dan Washington yang berujung pembatasan pembelian.
Mesin pemanen kedelai tengah beroperasi di ladang Brasil/Bloomberg
Mesin pemanen kedelai tengah beroperasi di ladang Brasil/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA--Impor kedelai China dari Amerika Serikat turun 2,5 persen pada Juni 2019 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.  Hal ini karena ketegangan baru perang dagang antara Beijing dan Washington yang berujung pembatasan pembelian.

Berdasarkan data bea cukai China yang dikutip dari Reuters, Sabtu (27/7/2019), Juni tahun ini Negeri Tirai Bambu tersebut mendatangkan 614.805 ton kedelai dari Amerika Serikat, turun 2,5 persen dari Juni 2018. Angka tersebut juga turun 37 persen  jika dibandingkan dengan impor yang mencapai 977.024 ton pada Mei.

Amerika Serikat adalah pemasok kedelai terbesar ke China sebelum perang dagang, tetapi impor dari negara itu turun tajam setelah Beijing mengenakan tarif 25 persen pada kargo AS. 

Perusahaan-perusahaan negara China melanjutkan beberapa pembelian kargo AS setelah gencatan senjata perdagangan Desember lalu, tetapi pembelian menyusut setelah ketegangan meningkat lagi pada Mei.

Pemerintah China pada Jumat (26/7/2019) lalu telah memberi tahu importir swasta tentang rencana untuk meningkatkan pembelian pasokan AS sebagai isyarat niat baik ke Washington. Namun, belum ada tanda-tanda penjualan baru-baru ini.

Selain dari AS, impor kedelai China dari pemasok utama lainnyanya, Brasil, juga turun 29,9 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 5,5 juta ton. Angka tersebut turun dari 6,3 juta ton pada Mei.

Penurunan impor juga terjadi ketika wabah penyakit demam babi di Afrika melanda negara itu, yang menyebabkan kematian atau pemusnahan jutaan babi dan penurunan permintaan untuk makanan ternak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper