Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua Umum Golkar, Airlangga Optimistis Terpilih Kembali dengan Suara di Atas 60 Persen

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto optimis dapat terpilih kembali dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar, Desember 2019 mendatang.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Executive Vice Chairman Hyundai Euisun Chung (kanan) seusai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (25/7/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Executive Vice Chairman Hyundai Euisun Chung (kanan) seusai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (25/7/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto optimis dapat terpilih kembali dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar, Desember 2019 mendatang.

Airlangga menyebutkan dirinya tidak ingin tergesa-gesa menyikapi kompetitornya yang bergeriliya. Ia masih optimis para pemegang hak suara akan kembali memilih dirinya sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024.

"Iya, tenang-tenang saja [menghadapi lobi pesaing ke pemilik suara]. Nanti kan ada waktunya, ada mekanismenya," kata Airlangga di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Airlangg yang juga Menteri Perindustrian ini menyebut dari pemilik suara sah di Partai Golkar sudah lebih dari 60 persen yang mendukung dirinya. Berdasarkan jumlah ini dirinya optimis dapat terpilih kembali.

Sebelumnya, politisi Golkar yang juga Ketua DPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet resmi mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar pada Munas 2019. Dia siap menantang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang mendapat banyak dukungan dari pengurus daerah.

Saat deklarasi, Bamsoet mengatakan bahwa pergantian ketua umum harus tanpa ada kecam mengecam dan rekayasa.

“Tidak pernah dikenal Golkar itu ada pemaksaan aklamasi, hanya ada calon tinggal. Kita harus belajar dari kasus Bali dan Ancol [ada dualisme kepemimpinan]. Kita harus bekerja dan berdemokrasi secara benar,” katanya



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper