Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Butuh Stimulus

Alasan bagi pemerintah China untuk meningkatkan stimulus tumbuh lebih kuat setelah data perdagangan menunjukkan permintaan domestik yang masih belum pulih serta penurunan harga komoditas meningkatkan risiko deflasi pada kegiatan manufaktur.
Pejalan kaki tengah berjalan di proyek konstruksi China/Reuters
Pejalan kaki tengah berjalan di proyek konstruksi China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Alasan bagi pemerintah China untuk meningkatkan stimulus tumbuh lebih kuat setelah data perdagangan menunjukkan permintaan domestik yang masih belum pulih serta penurunan harga komoditas meningkatkan risiko deflasi pada kegiatan manufaktur.

Pertumbuhan indeks harga produsen (PPI) China secara tidak terduga tidak mengalami pertumbuhan sepanjang Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, setelah turun 0,3% pada Mei.

Tren penurunan ini menekankan kekhawatiran kembalinya risiko deflasi pada sektor manufaktur yang akan mengikis laba perusahaan dan meningkatkan tekanan pembayaran utang.

Prospek penurunan harga memperkuat alasan bagi Bank Sentral China (PBOC) untuk meningkatkan stimulus bagi perekonomian, di tengah upaya para pembuat kebijakan unutk menjaga output tetap stabil selama negosiasi dagang dengan Washington berlangsung.

Dilansir melalui Bloomberg, pemerintah China akan merilis data produk domestik bruto (PDB) dan data lainnya untuk kuartal kedua tahun ini pada 15 Juli 2019.

Ahli Strategi Natwest Markets Plc Singapura untuk kawasan Asia, Liu Peqian menyampaikan bahwa harga pabrik turun lebih cepat dari prediksi dan jika terus berlanjut maka permintaan domestik secara keseluruhan juga akan melemah.

"Meskipun data satu bulanan tidak akan cukup untuk mengubah sikap kebijakan moneter, PBOC kemungkinan Ekonomi akan mengambil sebuah tindakan cepat jika indeks harga terus mengalami penurunan," ujarnya seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (10/7/2019).

Di sisi lain, pertumbuhan harga konsumen (CPI) Juni tumbuh sebesar 2,7% secara tahunan atau sama dengan realisasi pada Mei. Sementara itu, inflasi inti, tidak termasuk harga makanan dan energi yang fluktuatif, tetap pada level 1,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper