Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Ketidakpastian Brexit, Penjualan Ritel Inggris Melambat

Sebuah hasil survei yang dirilis pada Selasa (9/7), menunjukkan bahwa penjualan pada ritel di Inggris mengalami pertumbuhan pada laju rata-rata yang paling lambat selama 1 tahun terakhir di tengah kekhawatiran tentang Brexit yang membebani belanjan konsumen.
Ilustrasi brexit/Reuters
Ilustrasi brexit/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah hasil survei yang dirilis pada Selasa (9/7), menunjukkan bahwa penjualan pada ritel di Inggris mengalami pertumbuhan pada laju rata-rata yang paling lambat selama 1 tahun terakhir di tengah kekhawatiran tentang Brexit yang membebani belanjan konsumen.

Rata-rata pertumbuhan penjualan ritel melemah ke level 0,6% secara tahunan pada Juni. British Retail Consortium, sebuah kelompok pelaku industri di Inggris, mengatakan bahwa ini adalah laju yang paling lambat sejak pertumbuhan mulai dipantau pada 1995.

Sementra itu, para pengusaha ritel juga mencatatkan penurunan tahunan terbesar mereka untuk periode Juni pada rekor penurunan hingga sebesar 1,3% akibat ketidakpasian Brexit.

Dorongan belanja konsumen pada Juni 2018 berkat gelombang panas dan euforia Piala Dunia 2018 turut mempengaruhi perbandingan pertumbuhan secara tahunan.

Kepala Eksekutif BRC Helen Dickinson mengatakan bahwa secara keseluruhan, prospek ritel Inggris suram.

Menurutnya, kenaikan upah riil gagal diterjemahkan sebagai jaminan bahwa belanja masyarakat akan menjadi lebih tinggi di tengah ketidakpastian Brexit yang menahan konsumen untuk membelanjakan uangnya.

"Risiko berkelanjutan dari no deal Brexit merusak kepercayaan konsumen dan memaksa pengecer untuk menghabiskan ratusan juta pound dalam strategi mitigasi," katanya, seperti dikutip melalui Reuters, Selasa (9/7/2019).

Pekan lalu, survei perusahan-perusahaan Inggris menunjukkan ekspektasi bahwa data ekonomi kuartal kedua tahun ini akan menunjukkan pelemahan.

Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Inggris Mark Carney memperingatkan risiko yang meningkat dari no deal Brexit dan ketegangan perdagangan global.

Secara tahunan, angka penjualan ritel Inggris turun sebesar 1,6% pada Juni, sedangkan rata-rata per 12 bulan turun sebesar 0,1%, realisasi terlemah dalam lebih dari tujuh tahun terakhir.

Data pengangguran yang rendah menyalurkan lebih banyak dana ke dalam tabungan masyarakat yang kemudian meningkatkan belanja konsumen. Pada gilirannya, peningkatan ini telah membantu ekonomi saat investasi mengalami keterpurukan sejak pemungutan suara Brexit.

Meski demikian, selain hasil survei BRC, Konfederasi Industri Inggris dan kantor akuntan BDO merilis hasil temuan yang sama, di mana pengeluaran konsumen menunjukkan pelemahan pada Juni.

Ketidakpastian tentang Brexit telah diperburuk oleh proses pemilihan kepemimpinan Partai Konservatif yang sedang berlangsung.

Banyak investor khawatir tentang risiko ekonomi dari no deal Brexit, yang hingga saat ini tidak dikesampingkan oleh para kandidat pemimpin partai.

Selama 2 pekan terakhir beberapa pengecer Inggris telah menyoroti kondisi bisnis yang sulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper