Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Supertanker Grace 1 Ditahan Inggris, Iran Siapkan Balasan

Inggris harus mewaspadai kemungkinan pembalasan setelah menangkap kapal super tanker milik Iran di Gibraltar, ujar satu pemimpin agama seperti diberitakan kantor berita semi-resmi Fars.

Bisnis.com, JAKARTA—Inggris harus mewaspadai kemungkinan pembalasan setelah menangkap kapal super tanker milik Iran di Gibraltar, ujar satu pemimpin agama seperti diberitakan kantor berita semi-resmi Fars.

"Saya secara terbuka mengatakan bahwa Inggris harus waspada atas tindakan pembalasan oleh Iran atas penyitaan kapal tanker minyak secara tidak sah," kata Mohammad Ali Mousavi Jazayeri, anggota Majelis Ahli Badan Keagamaan Iran seperti dikutip Ajazeera.com, Minggu (7/7/2019).

Simak reportase Aljazeera melalui akun Youtubenya Aljazeera English di atas.

Dia mengatakan Iran telah menunjukkan tidak akan pernah tinggal diam terhadap aksi penindasan. Kami telah memberikan tanggapan tegas dengan menjatuhkan pesawat tak berawak Amerika Serikat. Iran juga akan melakukanpembalasan yang sesuai atas penangkapan ilegal atas kapal tanker ini, katanya. 

Angkatan Laut Inggris menahan kapal supertanker Grace 1 pada Kamis karena mencoba untuk mengangkut minyak ke Suriah yang disebut pelanggaran sanksi oleh Uni Eropa. Tindakan  itu telah memancing kemarahan Teheran dan dapat meningkatkan konfrontasinya dengan negara Barat.

Pada Jumat lalu, awak kapal tanker itu diwawancarai sebagai saksi dalam upaya untuk menentukan sifat muatan dan tujuan utamanya, ujar seorang juru bicara pemerintah Inggris.

Juru bicara itu mengatakan kru yang terdiri dari 28 orang itu, yang tetap berada di kapal supertanker itu, sebagian besar adalah warga India bersama sejumlah warga Pakistan dan Ukraina.

Pejabat Iran juga mengatakan bahwa Arab Saudi telah menahan kapal tanker minyak Iran di pelabuhan Jeddah sejak akhir April setelah kapal mengalami kerusakan mesin.

"Ada kapal tanker minyak Iran yang sedang dalam perjalanan melalui Terusan Suez, membawa minyak mentah pada 30 April di lepas pantai pelabuhan Jeddah," tulis laporan Al Jazeera, yang melaporkan dari Teheran.

Kapal itu mengalami kegagalan mesin dan mengirim panggilan darurat sebelum diselamatkan oleh Arab Saudi dengan 26 anggota awak," katanya.

Dia menambahkan: "Sudah diperbaiki di pelabuhan Jeddah, tetapi Saudi menagih Iran US$200.000 sehari. Iran ingin kapal ini kembali tetapi biayanya sangat tinggi, sekitar US$20 juta. Arab Saudi mengatakan mereka tidak akan melepaskan kapal sampai Iran membayar tagihan tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper