Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perayaan Hari Kemerdekaan AS, Panggung Trump Cari Perhatian?

Bagi sebagian pihak, perayaan nanti dipandang bermotif politik yang dirancang sedemikian rupa sebagai panggung kampanye bagi Trump menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2020.
Presiden AS Donald Trump berjalan ke Air Force One ketika ia meninggalkan Washington untuk melakukan perjalanan ke KTT G20 di Osaka, Jepang dari Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS, 26 Juni 2019./Reuters
Presiden AS Donald Trump berjalan ke Air Force One ketika ia meninggalkan Washington untuk melakukan perjalanan ke KTT G20 di Osaka, Jepang dari Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS, 26 Juni 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapatkan apa yang diinginkannya untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli 2019.

Langit Negeri Paman Sam bakal diwarnai semarak pesta kembang api pada Kamis waktu setempat. Akan ada pula atraksi Air Force One, jet-jet tempur, dan tampilan tank-tank militer bersejarah.

Di antara tank-tank yang akan dipajang, Trump mengatakan akan menampilkan tank-tank Sherman yang terkenal pada masa Perang Dunia II.

Di malam harinya (Jumat WIB), giliran Trump yang menjadi pusat perhatian. Presiden ke-45 AS ini berencana bakal menyampaikan sepatah dua patah kata di Lincoln Memorial, Washington D.C.

Bagi Trump, segala rencananya itu adalah pesta rakyat. Tapi bagi sebagian pihak, perayaan nanti dipandang bermotif politik yang dirancang sedemikian rupa sebagai panggung kampanye bagi Trump menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2020.

Gedung Putih telah menegaskan bahwa isi pidato Trump yang berjudul “Salute to America” nanti tidak akan bermuatan politis. Tetap saja, tak dapat dipungkiri jika pidatonya dilakukan ketika kampanye Pilpres AS 2020 sedang memanas.

Trump telah menjanjikan perayaan Fourth of July tahun ini akan menjadi kenangan tak terlupakan. Tapi tak ada yang bisa menjamin janjinya akan terwujud.

Prakiraan cuaca menunjukkan kemungkinan akan terjadinya badai, ada juga yang memperkirakan pesta perayaan ini tak bakal dihadiri banyak warga seperti yang diharapkan.

Jauh-jauh hari, kelompok anti-perang Code Pink menyatakan telah mendapatkan izin untuk menerbangkan balon "Baby Trump" selama Trump berpidato pada 4 Juli.  

Balon itu, yang menggambarkan sang presiden dalam popok, adalah balon serupa dengan yang menyambut Trump dalam kunjungannya ke London tahun ini. 

“Bayi membutuhkan perhatian yang sangat besar dan tidak dapat memperhitungkan konsekuensi dari perilaku mereka, sama seperti Donald Trump,” ujar salah satu pendirinya, Medea Benjamin, seperti dikutip dari Reuters.

Trump secara efektif mengubah citra perayaan Hari Kemerdekaan AS dengan menyertakan pidato seorang presiden AS di monumen yang berada di National Mall itu. Banyak yang menilai rencana ini kemungkinan akan menuai protes masyarakat.

Menurut seorang pejabat pemerintah AS, pidato Trump diperkirakan akan berlangsung sekitar setengah jam dan berisikan kalimat-kalimat patriotik tentang kemerdekaan, bendera, dan militer AS.

Beda halnya dengan Trump, para presiden AS di masa lampau cenderung tidak menonjolkan diri dalam momen perayaan Hari Kemerdekaan AS.

Mantan Presiden Barack Obama menyampaikan pidato Hari Kemerdekaan tahunan dari Gedung Putih. Ronald Reagan berpidato di Jefferson Memorial, dekat Lincoln Memorial, pada pagi hari tanggal 3 Juli.

Kubu Demokrat di Kongres AS menuding Trump berupaya membajak acara itu untuk meningkatkan prospek kemenangannya kembali dalam pilpres 2020.

Anggota Demokrat Eleanor Holmes Norton, yang mewakili Distrik Columbia di Kongres AS, mengatakan rencana Trump terlihat seperti sebuah agenda politik. Ia memperkirakan pidato sang presiden nanti akan menarik sedikit massa.

“Saya pikir presiden [Trump] akan gagal lagi [mendatangkan publik]. Dia masih kesal dengan sedikitnya jumlah yang hadir pada pelantikannya [sebagai Presiden AS pada 2017]. Yang bisa saya katakan [padanya] adalah: itu belum apa-apa,” ujar Norton, seperti dilansir dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper