Kabar24.com, JAKARTA--Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan "tidak mungkin" bagi Turki untuk mempertimbangkan rencana perdamaian melalui program ekonomi AS di Timur Tengah yang mencapai senilai US$50 miliar.
Pernyataan melalui stasiun televisi NTV itu itu dikeluarkan Erdogan terkait proposal yang diprakarsai oleh Amerika Serikat untuk mencari solusi damai di kawasan itu seperti dikutip Reuters, Senin (1/7).
Gedung Putih pekan lalu menyatakan bahwa program ekonomi itu akan menciptakan dana investasi global untuk mengangkat ekonomi negara-negara Arab Palestina dan negara-negara tetangga. Program itu juga akan mendanai biaya pembangunan jalur transportasi senilai US$ 5 miliar untuk menghubungkan Tepi Barat dengan Gaza.
Berbicara kepada wartawan setelah KTT G20 di Jepang, Erdogan juga mengatakan bahwa para pemimpin Rusia, Iran dan Turki akan mengadakan pertemuan puncak pada bulan Juli untuk membahas perkembangan di Suriah, menurut NTV.
Penasehat Gedung Putih Jared Kushner menyebut program itu sebagai peluang abad ini bagi Palestina. Dia menyatakan kesediaan Palestina menerima rencana tersebut menjadi syarat awal untuk perdamaian.
Komentar itu muncul saat dia mulai mempromosikan rencana ekonomi pemerintah AS untuk investasi di kawasan Timur Tengah saat konferensi di Bahrain. Akan tetapi acara dua hari di ibu kota Bahrain, Manama, itu diboikot otoritas Palestina karena dianggap sebagai upaya buruk untuk menyingkirkan Palestina.
AS tidak mengundang perwakilan pemerintah Israel tapi beberapa pejabat dari negara-negara kawasan itu hadir.