Bisnis.com, Jakarta – Temuan mengejutkan terjadi di Prancis, di mana 30 orang pegawai negeri sipil dibayar sebesar 22 juta euro atau sekitar Rp391,7 miliar selama 25 tahun meskipun tidak bekerja.
Seperti dilansir oleh Daily Mail, Senin (1/7/2019), temuan itu disampaikan oleh auditor dari wilayah Provence-Alps-Riviera. Dan ini bukanlah pertama kalinya kejadian serupa ditemukan di Prancis.
Kejanggalan bermula ketika Pemerintah Prancis memprivatisasi layanan air minum di Kota Toulon. Hasilnya, 30 orang PNS kehilangan pekerjaannya, namun pemerintah setempat gagal memberikan mereka pekerjaan baru.
Meskipun belum memberikan pekerjaan baru, pemerintah tetap membayarkan gaji para PNS tersebut. Sejak 1989, pemerintah memberikan gaji tahunan sebesar 1 juta euro atau sekitar Rp15 miliar meskipun mereka tidak bekerja di bidang pelayanan publik.
Beberapa dari mereka bahkan telah bekerja di sektor swasta, seperti salah satu PNS yang masih menerima gaji meskipun ia telah membuka usaha restoran. Terdapat juga PNS lain yang telah menjadi manajer perusahaan swasta selama 8 tahun dan masih menerima gaji dari pemerintah.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa selain menerima gaji, para PNS tersebut juga mendapatkan bonus serta kenaikan gaji setiap tahunnya.
Baca Juga
Masalah ini muncul berkat adanya peraturan yang mewajibkan pemerintah setempat untuk tetap menggaji PNS meskipun terjadi reorganisasi yang mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaannya.
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan negara untuk membayar PNS membuat Presiden Prancis Emmanuel Macron berniat untuk memecat 120.000 PNS untuk menghemat anggaran pada 2022.
Peristiwa ini bukan kali pertama PNS di Prancis tetap dibayar meskipun tidak bekerja. Pada 2016, seorang PNS senior ditemukan mendapatkan gaji sekitar Rp63 juta per bulan selama 10 tahun meskipun tidak bekerja, sedangkan seorang pegawai perusahaan kereta api SNCF yang juga tidak bekerja digaji Rp 80 juta per bulan selama 12 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel