Bisnis.com, JAKARTA – Politisi senior Golkar Ridwan Hisjam mengatakan partai berlambang pohon beringin itu akan bisa mengembalikan kejayaannya seperti puluhan tahun lalu kalau kepengurusannya didominasi anak muda.
Menurutnya, jika tidak melakukan perubahan secara menyeluruh dalam hal perbaikan manajemen organisasi, Golkar akan kalah bersaing dengan partai-partai lain. Untuk itu kata Ridwan, Golkar perlu diisi oleh anak-anak muda yang potensial dan mengerti perubahan zaman.
"Golkar harus bisa meletakkan tampuk kepemimpinan kepada generasi muda dari tingkat pusat hingga daerah. Kalau ingin menang harus didominasi anak muda tanpa meninggalkan senior-seniornya yang sudah meletakkan pondasi kepemimpinan," ujar pimpinan Komisi VII DPR tersebut pada Jumat (28/6/2019).
Dia mengutarakan salah satu momen untuk melakukan perubahan adalah Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang diadakan pada akhir tahun ini.
Munas, lanjutnya, juga akan menjadi momentum bersama bagi seluruh kader Partai Golkar untuk menata kembali komitmen dan tujuan ideologi partai dalam rangka membangun Indonesia yang lebih maju dan bermartabat.
"Seiring dengan perkembangan waktu, Golkar harus bisa menyesuaikan perkembangan zaman. Untuk merebut pemilih di kalangan milenial, tidak bisa menggunakan cara-cara yang lama," ujar Ridwan.
Dia mengaku bersyukur setelah reformasi Golkar masih bisa menempati urutan kedua dalam setiap penyelenggaraan pemilu. Ini artinya Golkar masih punya tempat di hati masyarakat.
Namun, di Pilpres 2019, meski kursi Partai Golkar menempati urutuan kedua setelah PDI-P, jumlah suara Golkar secara keseluruhan sudah dilewati Partai Gerindra, yakni di posisi ketiga. "Ini warning buat kita semua sebagai kader yang cinta terhadap Golkar.”
Dia mengingatkan partai ini memang harus dijaga dan ditata kembali sehingga potensi untuk bisa menjadi partai nomor satu seperti pada masa Orde Baru bisa terwujud. “Tentu caranya tidak bisa menggunakan model lama.”
Ridwan menegaskan bahwa Golkar harus mengulang kesuksesan 20 tahun lalu ketika pada 2004 pada masa kepemimpinan Akbar Tandjung menjadi pemenang dengan jumlah 128 kursi di DPR.
Pada Pemilu 2019 Golkar hanya mendapat 85 kursi atau turun dari 91 kursi sebelumnya, di bawah target 110 kursi.