Bisnis.com, HONG KONG - UU ekstradisi yang memancing protes warga Hong Kong kemungkinan besar akan dibatalkan.
Media Hong Kong pada Sabtu melaporkan pemerintah kota tersebut akan membekukan rancangan undang-undang yang diusulkan mengenai ekstradisi ke China Daratan yang menyulut kemarahan luas dan protes berakhir rusuh.
Sementara itu Kepala Eksekutif Carrrie Lam berencana berbicara dengan wartawan pada Sabtu sore.
Dukungan buat jalur cepat RUU pengekstradisian itu mulai goyah pada Jumat (14/6), saat beberapa politikus pro-Beijing dan seorang penasihat senior Lam mengatakan pembahasan RUU itu dibekukan untuk sementara.
RUU pengekstradisian tersebut, yang akan mencakup warga Hong Kong dan warga negara asing serta China yang tinggal atau melakukan perjalanan ke kota itu, membuat banyak orang prihatin bahwa RUU tersebut mungkin mengancam ketentuan hukum yang menopang status keuangan internasional Hong Kong.
Sebanyak satu juta orang, menurut penyelenggara protes, berpawai di seluruh Hong Kong pada Minggu lalu (9/6) untuk menentang RUU itu. Protes sepanjang pekan dihadapi dengan gas air mata dan peluru karet oleh polisi, sehingga kota tersebut terperosok ke dalam kekacauan dan menambah tekanan keras atas Lam.
Protes lain direncanakan berlangsung Minggu ini, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.
Harian Sing Tao, South China Morning Post dan iCable di Hong Kong, semuanya, melaporkan RUU tersebut mungkin dibekukan pada Sabtu. TVB dan iCable mengatakan Lam direncanakan menggelar taklimat pada Sabtu sore.