Kabar24.com, JAKARTA -- Moody's memangkas peringkat kredit Turki, seiring dengan risiko krisis neraca pembayaran terus meningkat, dan risiko gagal bayar utang dari pemerintah.
Moody's menurunkan peringkat ke B1 dari Ba3 dan mempertahankan pandangan negatif. Sebelumnya Moody's juga telah memotong peringkat menjadi Ba3 dari Ba2 pada bulan Agustus tahun lalu.
Menanggapi hal tersebut, Departemen Keuangan Turki mengatakan penurunan peringkat tidak sesuai dengan indikator ekonomi negaranya.
"Keputusan itu tidak sesuai dengan indikator fundamental ekonomi Turki dan karenanya menciptakan tanda tanya tentang obyektivitas dan ketidakberpihakan dari analisis lembaga," katanya dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip dari laman Reuters, Sabtu (15/06/2019.
Mereka menjelaskan, indikator ekonomi Turki dibandingkan dengan ekonomi pasar berkembang lainnya jauh lebih baik. Indikator tersebut adalah penurunan inflasi dan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata. "Kami sedih melihat bahwa perkembangan yang sangat positif ini diabaikan."
Moody’s menyatakan erosi masih berlanjut pada kelembagaan dan efektivitas kebijakan. Hal ini berpengaruh besar pada kepercayaan investor.
"Ini masih sangat rentan terhadap periode volatilitas ekonomi dan keuangan akut yang berkepanjangan," kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa cadangan devisa lemah.
Dikatakan bahwa sebagian besar tindakan yang diambil oleh pemerintah terus difokuskan pada prioritas jangka pendek untuk menopang kegiatan ekonomi dengan mengorbankan ketahanan ekonomi dan sistem perbankannya terhadap guncangan eksternal.