Bisnis.com, JAKARTA - China semakin mengintensifkan pembelian emas guna menambah cadangan untuk enam bulan berturut-turut, karena semakin memanasnya perang dagang dengan AS.
People’s Bank of China (PBOC) meningkatkan cadangan emas batangannya menjadi 61,61 juta ons pada Mei dari 61,10 juta sebulan sebelumnya, menurut data yang dirilis pada hari Senin (10/6/2019), seperti dikutip dari The Star, Selasa (11/6/2019).
Ini merupakan kenaikan 15,86 ton, setelah hampir 58 ton emas ditambahkan ke cadangan negara dalam lima bulan hingga April.
Kenaikan ini adalah langkah pemerintah untuk menjauh dari aset dolar, kata analis Argonaut Securities (Asia) Ltd. Helen Lau.
Pada tingkat akumulasi ini, China dapat membeli 150 ton pada 2019, menurut Lau.
China, produsen dan konsumen emas teratas dunia, sedang menghadapi prospek ekonomi domestik yang melambat ketika pemerintahan Trump menaikkan tarif impor Cina dan berupaya memotong perusahaan seperti Huawei Technologies Co. dari pasar AS.
Berdasarkan data PBOC terbaru, China telah melanjutkan pembelian dengan kecepatan stabil setelah jeda dari akhir 2016 hingga Desember lalu.
"Ini adalah diversifikasi untuk menjauh dari dolar AS, khususnya mengingat ketegangan perdagangan dan potensi perang dingin teknologi yang berkembang," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities.
Harga emas telah naik selama tiga minggu terakhir, mencapai level tertinggi sejak April 2018, karena investor mencari tempat berlindung dan pedagang meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga menyusul tanda-tanda kelemahan.
Cina sebelumnya telah mengalami periode yang lama tanpa mengungkapkan peningkatan kepemilikan emas.
Ketika Bank Sentral China mengumumkan kenaikan 57 persen dalam cadangan menjadi 53,3 juta ons pada pertengahan 2015, langkah itu menjadi pembaruan pertama dalam enam tahun.
Langkah bank sentral China datang ketika bank sentral lain, terutama dari pasar negara berkembang, mulai meningkatkan kepemilikan emas.