Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Jerman: Eropa Berkomitmen Selamatkan Kesepakatan Nuklir Iran

Inggris, Prancis, dan Jerman berkomitmen mempertahankan kesepakatan dalam perjanjian nuklir Iran.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Inggris, Prancis, dan Jerman berkomitmen mempertahankan kesepakatan dalam perjanjian nuklir Iran. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan upaya dialog penting terus dilakukan untuk menghindari eskalasi militer.

"Kami ingin memenuhi kewajiban kami," kata Maas saat konferensi pers bersama dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di Teheran pada Senin (10/6/2019).

"Kami tidak dapat melakukan mukjizat, tetapi kami akan mencoba untuk mencegah kegagalan (perjanjian nuklir)," tambah Maas.

Dia menilai situasi di Iran sangat eksplosif dan sangat serius, sehingga eskalasi yang berbahaya dari ketegangan yang ada juga dapat menyebabkan eskalasi militer.

Menlu Iran Javad Zarif menuturkan dialog Iran dan Jerman untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran 2015 dilakukan secara jujur dan serius.

"Kami telah melakukan pembicaraan yang jujur dan serius dengan (kunjungan Menlu Heiko) Maas. Teheran akan bekerja sama dengan penanda tangan kesepakatan dari Uni Eropa untuk menyelamatkannya," kata Zarif.

Maas tiba di Teheran pada Senin (10/6/2019) untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani sebagai bagian dari upaya bersama Eropa untuk menyelamatkan pakta nuklir Iran dengan kekuatan dunia dan meredakan meningkatnya ketegangan Amerika Serikat-Iran.

Ketegangan AS-Iran meningkat sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

Jerman, Prancis, dan Inggris menyatakan bahwa pakta nuklir tetap merupakan cara terbaik untuk membatasi aktivitas pengayaan uranium Iran yang berpotensi untuk pengembangan senjata nuklir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper