Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerindra Persilakan Demokrat dan PAN Tinggalkan Koalisi Prabowo-Sandi

Partai Gerakan Indonesia Raya mempersilakan dua partai rekan seiring mereka dalam pemilihan presiden 2019, Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN), untuk meninggalkan koalisi pendukung calon presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade./Bisnis-Jaffry Prakoso
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade./Bisnis-Jaffry Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA - Partai Gerakan Indonesia Raya mempersilakan dua partai rekan seiring mereka dalam pemilihan presiden 2019, Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN), untuk meninggalkan koalisi pendukung calon presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

"Kalau Demokrat mau berkoalisi dengan Jokowi silakan saja, itu haknya Demokrat. Jadi intinya itu haknya Demokrat, kami tidak perlu mencampuri urusan rumah tangganya Demokrat," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade, Kamis (6/6/2019). 

Sinyal soal sikap baru Partai Demokrat makin terang setelah dua pimpinan teras partai biru: Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di momen Idul Fitri, Rabu kemarin, 5 Juni 2019.

Sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan juga menyebut usia koalisi Adil Makmur sudah berakhir seiring dengan pengumuman hasil pemilu oleh KPU pada 22 Mei 2019 lalu. "Jangan kau paksa kami main bola terus, capek juga," kata Hinca.

Di kesempatan terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan juga terang-terangan menyebut koalisi penyokong Prabowo - Sandiaga Uno sudah berakhir. "Secara de facto sudah selesai," kata Bara.

Menanggapi hal itu, Andre berujar, Gerindra tak ingin ikut campur. Menurut dia, persoalan pindah koalisi merupakan urusan masing-masing partai. Gerindra, ujar Andre, tak akan mencampuri urusan Demokrat dan PAN untuk pindah koalisi.

Fokus Gerindra, kata Andre, adalah mengikuti gugatan sengketa hasil pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi. Andre pun optimistis MK akan memenangkan Prabowo dan mengabulkan gugatan mereka untuk mendiskualifikasi Jokowi-Ma'ruf Amin. "Fokus kami adalah melawan kecurangan, menuntut kebenaran, dan keadilan," kata Andre.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Akhirul Anwar
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper