Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Terapkan Sanksi, Pendiri Huawei : Kalau Trump Menelepon, Saya Tak Akan Menjawab

Pendiri Huawei Ren Zhengfei menolak pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan perusahaannya terkait dengan negosiasi dagang AS-China.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan pendiri Huawei Ren Zhengfei berbincang-bincang ketika Xi mengunjungi kantor Huawei di London, Inggris pada Rabu (21/10/2015)./Reuters-Matthew Lloyd
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan pendiri Huawei Ren Zhengfei berbincang-bincang ketika Xi mengunjungi kantor Huawei di London, Inggris pada Rabu (21/10/2015)./Reuters-Matthew Lloyd

Bisnis.com, JAKARTA -- Kebijakan AS terhadap Huawei Technologies Co. ditanggapi keras oleh pendiri perusahaan asal Shenzen, China itu, Ren Zhengfei.

Dalam wawancara dengan Bloomberg Television, seperti dikutip Bisnis, Senin (27/5/2019), Ren bahkan menyatakan akan mengabaikan panggilan telepon dari Donald Trump jika Presiden AS itu meneleponnya.

"Saya akan mengabaikan dia, lalu kepada siapa dia bisa bernegosiasi? Kalau dia menelepon saya, saya tidak akan menjawab. Tetapi, dia juga tidak punya nomor saya," paparnya.

Ren mengungkapkan AS tidak pernah membeli produk-produk yang dibuat perusahaannya. Dia melanjutkan jika nantinya AS ingin membeli produk-produk Huawei pada masa depan, maka bukan tak mungkin Huawei bakal menolaknya.

Ren juga menilai pernyataan Trump bahwa Huawei bisa menjadi bagian dari pembicaraan dagang antara AS dan China sebagai suatu hal yang aneh.

"Bagaimana bisa kami terkait dengan perdagangan China-AS?" tanyanya.

Ren kemudian mengkritik Trump dan bagaimana dia menggunakan media sosialnya. Menurutnya, cuitan-cuitan Trump patut ditertawakan karena sangat kontradiktif.

Dalam beberapa bulan terakhir, tepatnya sejak putrinya yang juga CFO Huawei Meng Wanzhou ditangkap di Kanada pada akhir 2018, Ren mulai aktif menunjukkan diri.

Apalagi, kemudian AS memasukkan Huawei dalam daftar hitam perusahaan-perusahaan yang perangkatnya dapat digunakan di negara itu. Negeri Paman Sam pun membujuk negara-negara sekutunya untuk melakukan hal yang sama.

Pemerintahan Trump juga menerapkan sanksi yang membuat Huawei tidak bisa mendapatkan pasokan komponen elektronik yang diperlukannya untuk berproduksi, termasuk cip. Dengan sanksi tersebut, perusahaan penyedia perangkat lunak dan komponen elektronik AS dilarang menyediakan pasokan kepada Huawei.

Huawei, yang bernilai US$100 miliar, disebutnya terjebak di antara dua negara kuat yang tengah berupaya mendominasi ekonomi dunia. Pria berusia 74 tahun itu menganalogikan perusahaannya sebagai "sesame seed" alias biji wijen yang berada di antara dua negara besar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper