Bisnis.com, JAKARTA -- Telepon seluler dan laptop termasuk dalam daftar produk asal China yang akan dikenai tarif impor baru oleh AS, menyusul berlanjutnya perang dagang kedua negara.
Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representative/USTR) mengatakan tarif impor akan dikenakan atas produk senilai US$300 miliar. Namun, seperti dilansir Reuters, Selasa (14/5/2019), produk farmasi dan logam tanah jarang (rare earth materials) tidak termasuk di dalamnya.
Secara keseluruhan, ada 3.805 kategori produk yang menjadi objek kenaikan tarif impor hingga 25 persen. Daftar ini akan mencakup hampir semua produk konsumer yang tidak terkena kenaikan tarif impor sebelumnya, yang dikenakan untuk barang dari Negeri Panda senilai US$250 miliar.
Selain gawai, produk lain di dalamnya antara lain pakaian, sepatu, buku, sprei, formula bayi, kembang api, daging, pestisida, instrumen musik, dan sayuran segar.
USTR mengungkapkan dengar pendapat publik akan digelar pada 17 Juni.
Proses mendengar masukan dari publik diproyeksi rampung sebelum Presiden AS Donald Trump berangkat ke Tokyo, Jepang untuk menghadiri pertemuan pemimpin G20 pada 28-29 Juni. Di sana, dia bakal bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Baca Juga
Setelah sempat ada harapan akan membaiknya hubungan dagang antara AS dan China sejak perang dagang dimulai tahun lalu, ketiadaan kesepakatan antara kedua negara dalam serangkaian pembicaraan dagang baru-baru ini kembali memicu aksi saling balas pengenaan tarif impor.
Pada Jumat (10/5), Negeri Paman Sam menerapkan kenaikan tarif impor hingga 25 persen untuk barang-barang senilai US$200 miliar dari China. Beijing pun membalas dengan mengumumkan kenaikan tarif untuk sejumlah barang impor dari AS, Senin (13/5).