Bisnis.com, JAKARTA – People's Daily, surat kabar andalan Partai Komunis China, mengatakan Amerika Serikat (AS) harus bertanggung jawab penuh atas kemunduran pembicaraan perdagangan karena menaikkan tarif barang impor dari China.
Dilansir Bloomberg dari stasiun televisi pemerintah, CCTV, China meminta kesepakatan yang saling menguntungkan tetapi AS kembali pada kata-katanya, mengutip komentar yang akan diterbitkan koran tersebut pada hari Senin (13/5/2019). China selalu mementingkan pembicaraan tetapi didorong hingga batasnya, menurut komentar tersebut.
The Global Times, sebuah tabloid berbasis daring berbahasa Inggris yang diproduksi di bawah naungan People's Daily, memposting editorial serupa pada Minggu (12/5) malam waktu setempat. Tabloid tersebut menggambarkan sikap "ofensif AS" terhadap China sebagai "tidak rasional" dan mencederai ekonomi AS.
“China bersedia mencapai kesepakatan tentang perdagangan tetapi tidak akan pernah membuat konsesi pada masalah prinsip, atau mempertimbangkan kepentingan intinya," menurut Global Times, seperti dikutip Bloomberg.
Pembicaraan antara AS dan China berakhir tanpa resolusi pekan lalu dengan Gedung Putih menerapkan putaran kedua atas tarif barang-barang impor asal China senilai US$200 miliar. Langkah tersebut mendorong China bersumpah untuk melakukan tindakan balasan.
Respons Ditunggu
Baca Juga
Meskipun Partai Komunis belum mengumumkan langkah apa yang akan diambil, komentar tersebut mungkin merupakan bagian pertama dari tanggapan pemerintah, karena media pemerintah di China dikontrol dengan ketat dan pemerintah menentukan apa yang dapat dibahas di media.
Pada hari Sabtu, Presiden Donald Trump mengatakan dalam cuitannya di akun Twitter bahwa akan menjadi langkah bijaksana bagi China untuk "bertindak sekarang" menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan AS.
Trump juga memperingatkan bahwa persyaratan yang "jauh lebih buruk" akan ditawarkan jika ia kembali memenangkan pemilihan presiden tahun 2020.
"Jika mereka tidak terprovokasi serius, orang-orang China tidak akan menyukai perang dagang. Namun, begitu negara dipaksa secara strategis, tidak ada dapat menahan China untuk menjaga kedaulatan dan martabatnya,” ungkap Global Times.
"Jika AS akan memainkan game thriller gaya roller-coaster, mereka akan menanggung akibatnya.”
Dalam editorial sebelumnya, Global Times mengatakan AS telah membuat kesalahan penilaian mendasar, yaitu dengan percaya bahwa China secara sepihak diuntungkan oleh hubungan ekonomi dan perdagangan dengan AS.