Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOM SRI LANKA: 290 Tewas, 24 Tersangka Diciduk, Media Sosial Diblokir

Jumlah korban tewas akibat serangan bom di Sri Lanka bertambah menjadi 290 orang. Sementara itu 24 orang tersangka berhasil ditangkap dan Pemerintah Sri Lanka membloki akses media sosial, sehingga masyarakat dunia kesulitan mendapatkan informasi  dari korban warga negara asing.
Polisi Sri Lanka mengidentifikasi mayat korban serangan bom di Gereja St Anthony, Kota Kolombo, hari Minggu 21 April 219. Foto: Dokumentasi Reuters
Polisi Sri Lanka mengidentifikasi mayat korban serangan bom di Gereja St Anthony, Kota Kolombo, hari Minggu 21 April 219. Foto: Dokumentasi Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah korban tewas akibat serangan bom di Sri Lanka bertambah menjadi 290 orang. Sementara itu 24 orang tersangka berhasil ditangkap dan Pemerintah Sri Lanka membloki akses media sosial, sehingga masyarakat dunia kesulitan mendapatkan informasi  dari korban warga negara asing.

Kantor berita Reuters melaporkan hingga hari ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom saat perayaan Paskah pada hari  Minggu (21/4/2019).

"Serangan bom di gereja dan hotel mewah di Sri lanka telah menewaskan 290 orang dan melukai 500 orang. Ada peringatan bahwa kemungkinan akan ada serangan susulan," tulis laporan Reuters yang dipublikasikan hari ini, Senin (22/4/2019).

Beberapa pejabat Sri Lanka menyebutkan dari 290 orang korban tewas tersebut, 32 di antaranya adalah warga negara asing dari Inggris, Amerika Serikat, Turki, India, China, Denmark,  Belanda, dan Portugal.

Saat terjadi serangan bom tersebut, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena sedang mengadakan perlawatan ke luar negeri.

"Presiden Maithripala Sirisena memerintahkan  Dewan Keamanan Nasional untuk mengelar pertemuan Senin pagi (22/4/2019) dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe akan hadir di pertemuan itu," ujar sumber pejabat  pemerintahan kepada Antara.

Medsos Diblokir

Hingga hari ini, pihak keamanan Sri Lanka telah menangkap 24 orang tersangka. Pihak militer melakukan penjagaan ketat dengan menurunkan tentara bersenjata lengkap di sudut-sudut jalan di negeri berpenduduk 22 juta orang tersebut.

"Pemerintah Sri Lanka juga memblokir jaringan media sosial dan chatting online, termasuk Facebook dan WhatsApp.

Perdana Menteri Sri Lanka  Ranil Wickremesinghe hari Minggu (21/4/2019) mengungkapkan bahwa Pemerintah Sri Lanka mendapatkan informasi akan adanya kemungkinan serangan ke gereja-gereja oleh kelompok Islam. "Sayangnya hal itu tak diberitahukan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sutarno
Editor : Sutarno
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper