Bisnis.com, JAKARTA -- Tim Cek Fakta menemukan lagi informasi keliru yang beredar di media sosial, kali ini terkait tenaga kerja asing.
Informasi tersebut disebarkan oleh Efendi Putra melalui akun Twitter-nya, @EfendiPutra18. Dalam unggahannya, disertakan kalimat “10% x 264 Juta Penduduk Indonesia= 26,4 Juta TKA Asing akan masuk apabila Prabowo-Sandi menang.”
dasar prabowo-sandi kalau tersaring Kaprikornus kepala negara mau menempatkan Tenaga Kerja Asing tiongkok sebanyak sepuluh% . #KoalisiPrabohong #PrabowoAntekAsing pic.twitter.com/BMaYFQzwvG
— Efendi Putra (@EfendiPutra18) 15 April 2019
Tim Cek Fakta yang merupakan gabungan dari beberapa elemen seperti Asosiasi Media Siber Indonesia atau AMSI, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Mafindo, serta Google Initiative melakukan monitor dan pengecekan fakta selama berlangsungnya Pemilu, tepatnya pada 16-17 April 2019.
Metode cek fakta ini merekam jejak digital yang viral serta mengandung muatan politis terkait Pemilu 2019. Rekam digital tersebut kemudian diperiksa oleh para relawan dari kalangan mahasiswa, serta mesti melalui tahap verifikasi oleh para awak media bertugas.
Dari penelusuran fakta, informasi tersebut berasal dari pernyataan Rizal Ramli yang merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN). Pernyataan itu dimaksudkan Rizal Ramli untuk menunjukkan bahwa ke depan ada kebijakan pembatasan jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA), khususnya dari China.
Selama ini, BPN menganggap TKA asal China sangat besar. Tetapi, belum terdapat data detail dan rinci jumlah TKA tersebut.
Pernyataan yang sepotong dari Rizal Ramli itu pun terlepas dari konteks pembanding. Dia tidak menyebutkan pembanding dari 10 persen itu terhadap populasi penduduk, ataukah jumlah pekerja asing, atau dari angkatan kerja.
"Jika terpilih nanti, bapak Prabowo akan melakukan negosiasi dengan Presiden China Xi Jinping, kita minta demi kebaikan kedua belah pihak maksimal tenaga kerja China di Indonesia 10 persen," kata Dewan Pakar BPN Rizal Ramli di Jakarta, seperti dilansir dari Antara.
Hasilnya, klaim dari konten digital tersebut bisa dinilai mengandung unsur manipulatif yang memanfaatkan pernyataan sepotong dan tidak utuh.
Berikut tautan terkait berita TKA ini:
https://bisnis.tempo.co/read/ 1195595/rizal-ramli-nilai- jokowi-terlalu-baik-pada-cina