Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Konsumen Selamatkan Ekonomi Inggris

Daya beli konsumer Inggris ternyata masih mampu menopang pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal keempat tahun lalu di tengah pemangkasan investasi perusahaan akibat ketidakpastian Brexit.
Bendera Inggris/public domain
Bendera Inggris/public domain

Bisnis.com, JAKARTA -- Daya beli konsumer Inggris ternyata masih mampu menopang pertumbuhan ekonomi negara tersebut pada kuartal keempat tahun lalu.

Penguatan terjadi di tengah pemangkasan investasi perusahaan akibat ketidakpastian Brexit.

Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) menetapkan estimasi pertumbuhan sebesar 0,2%, pelemahan yang cukup tajam dari prediksi yang ditetapkan 0,7% selama tiga bulan terakhir.

Realisasi konsumsi dapat mencatatkan kinerja yang lebih buruk, namun peningkatan pada rekor penerimaan kerja serta pertumbuhan upah mengalami kenaikan tercepat selama satu dekade terakhir memberikan dorongan belanja.

"Pengeluaran rumah tangga naik 0,3%, sedikit lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal ketiga tahun lalu namun cukup untuk menutupi dampak kerusakan dari penurunan investasi bisnis selama empat kali berturut-turut," tulis laporan pemerintah seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (29/3).

Pengeluaran pemerintah yang kuat turut berkontribusi terhadap pertumbuhan.

Investasi berada dalam pelemahan terburuk sejak krisis keuangan, pengeluaran turun 2,5% dari tahun sebelumnya, dan para analis tidak mlihat adanya prospek pemulihan selama ancaman no-deal Brexit tetap ada.

Perdagangan yang melemah juga mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan di kuartal terakhir tahun lalu akibat defisit yang melebar.

Laporan lain menunjukkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) melebar pada kuartal keempat menjadi 23,7 miliar pound atau senilai US$31 miliar, atau 4,4% dari produk domestik bruto (PDB).

Pelemahan ini terjadi karena investor Inggris mencatatkan penerimaan yang lebih sedikit dari kepemilikan aset asing mereka.

Daya beli konsumer telah menjadi mesin pertumbuhan sejak referendum Brexit 2016.

Ekonom memprediksikan pertumbuhan Inggris akan melambat pada tahun baru dengan ketidakpastian dari Brexit, namun penjualan ritel tercatat tetap kuat pada Januari dan Februari.

Dengan pertumbuhan pendapatan saat ini yang melebih inflasi, pendapatan disposable riil naik 1% pada kuartal keempt, ini merupakan pertumbuhan terbesar sejak kuartal II/2017.

Ini juga berarti Inggris berhasil melakukan penghematan lebih banyak, sekitar 4,5% dari pendapatan mereka, angka terbesar sejak akhir 2016.

Meski demikian, hanya industri jasa dominan yang tumbuh pada kuartal keempat. Manufaktur dan konstruksi keduanya mencatat penurunan. 

Dengan investasi bisnis yang sangat lemah, ekonomi Inggris diperkirakan akan tumbuh hanya 1,3% tahun ini, kinerja terburuk sejak krisis kredit yang menjerumuskan Inggris ke dalam resesi satu dekade lalu.

PDB Inggris naik 1,4% pada kuartal keempat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan tahunan berada pada level 0,9%, dibandingkan dengan 2,2% di Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper