Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in diagendakan bertemu dalam sebuah pertemuan puncak di Washington pada April mendatang. Pertemuan ini digelar di tengah ketidakpastian akan masa depan perundingan nuklir Amerika Serikat dengan Korea Utara.
Moon dan Trump dijadwalkan bertemu pada 11 April di Washington. Menurut sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders, kedua pemimpin itu "akan membahas perkembangan terbaru mengenai Korea Utara serta isu bilateral kedua negara".
Presiden Korea Selatan sendiri dikenal sebagai sosok perantara antara Washington dan Pyongyang sejak kedua pihak memulai negosiasi denuklirisasi tahun lalu. Ia intensif menjalin pertemuan dan kerja sama dengan Kim, salah satunya lewat proyek perbatasan. Dalam sejumlah kesempatan, Moon juga menekankan soal masa depan ekonomi Korea Utara jika negara tersebut menghentikan uji coba nuklir.
Melansir CNN, tatap muka antara dua mitra ini berlangsung hanya selang sebulan lebih sejak pertemuan puncak kedua antara Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hanoi, Vietnam. Meski diawali dengan optimisme, pertemuan tersebut berakhir nihil tanpa kesepakatan lantaran perbedaan pendapat soal penarikan sanksi.
Korea Utara saat itu dikabarkan ingin sanksi-sanksi yang berdampak pada perekonomiannya ditarik sebagai syarat denuklirisasi, namun AS bertekad hanya akan mencabut seluruh sanksi jika Korut berkomitmen penuh untuk pelucutan senjata.
"Jelas ada jalan panjang yang harus ditempuh. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kim Jong-un belum menunjukkan bahwa ia siap untuk memenuhi komitmen yang dibuat. Tapi saya terus percaya bahwa kerja keras dan upaya diplomatik mungkin membawa kita ke sana," ungkap Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Washington mungkin tetap percaya diri untuk melucuti semua rudal nuklir milik Kim Jong-un, namun hal serupa tak dirasakan oleh Pyongyang. Choe Son-hui, salah satu diplomat senior Korut, mengatakan pada wartawan saat kunjungannya di Rusia baru-baru ini bahwa negaranya justru tengah mempertimbangkan untuk menunda pembicaraan.