Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Reni Marlinawati memastikan penunjukkan Suharso Monoarfa sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum, murni atas kehendak Ketua Majelis Syariah PPP Maimoen Zubair.
Reni menuturkan bahwa ulama sepuh itu sampai lima kali memohon agar para pengurus menyetujui Suharso sebagai Plt Ketua Umum. "
Sekali ini saja, saya mohon disepakati," ujar Reni menirukan ucapan Maimoen saat ditemui di Hotel Seruni, Bogor pada Rabu (20/3/2019) malam.
Permohonan itu, ujar Reni, disampaikan Maimoen dalam rapat internal di kantor DPP PPP Jakarta, tepat di hari ketika eks Ketua Umum PPP Romahurmuziy resmi ditetapkan menjadi tersangka kasus suap jual beli jabatan di Kementerian Agama pada Sabtu (16/3/2019).
"Saya di sebelah Mbah Maimoen dan Pak Suharso saat itu. Nama itu benar-benar dari Mbah Maimoen," ujar Reni.
Wakil Ketua Umum PPP Muhamad Arwani Thomafi mengatakan, dalam rapat internal bersama Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) sebelum mukernas, sebetulnya sempat ada riak-riak kecil terkait penunjukan Suharso.
"Awalnya ada beberapa DPW yang punya pandangan berbeda, tapi setelah ketemu dan mendapatkan gambaran dari DPP, masukan dari senior partai dan fatwa Mbah Maimoen, semua tunduk dan patuh demi kebersamaan," ujar Arwani saat ditemui di lokasi yang sama.
Suharso Monoarfa resmi dikukuhkan sebagai Plt Ketua Umum PPP pada Rabu (20/3/2019) malam. Keputusan itu diambil hanya dalam setengah jam rapat pleno mukernas. Rapat dihadiri perwakilan 33 dari 34 Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPP se-Indonesia. Hanya DPW Kalimantan Barat yang tidak hadir.
Arwani mengatakan, rapat berlangsung tak lama dan keputusan cepat diambil karena seluruh DPW sepakat mengikuti fatwa Maimoen Zubair untuk menunjuk Suharso Monoarfa.
"Tadi, DPW satu suara ketika dimintai pendapat. Akhirnya semua DPW mendelegasikan pendapat kepada Ketua DPW Banten. Rapat berlangsung lancar dan satu suara," ujar Arwani.