Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanggapi Survei Kompas: TKN Masih Percaya Diri, BPN Belum Puas

Tipisnya selisih elektabilitas paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dengan paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi yang hanya 11,8% di salah satu survei memberi kejutan tersendiri bagi kedua tim sukses paslon.
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (tengah) mencium tangan cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin saat debat cawapres Pilpres 2019 di Jakarta pada Minggu (17/3/2019) malam./Bisnis-Jody Kinarwan
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (tengah) mencium tangan cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin saat debat cawapres Pilpres 2019 di Jakarta pada Minggu (17/3/2019) malam./Bisnis-Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Tipisnya selisih elektabilitas paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dengan paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi yang hanya 11,8% di Survei Litbang Kompas tampaknya memberikan kejutan tersendiri bagi kedua tim sukses pasangan calon, yaitu TKN Jokowi-Ma'ruf dan BPN Prabowo-Sandiaga.

Berdasarkan survei tersebut, elektabilitas calon petahana turun dari sebelumnya 52,6% pada Oktober, menjadi 49,2% pada Maret. Sebaliknya, calon penantang justru naik dari sebelumnya 32,7% menjadi 37,4%. Adapun yang belum menjawab, atau masih rahasia, turun dari sebelumnya 14,7% menjadi 13,4%.

Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga Imelda Sari menyatakan bahwa hasil survei tersebut berhasil memberi gambaran bahwa peluang pihaknya memenangi kontestasi Pilpres 2019 masih ada.

"Kalau kita melihat elektabilitas mereka [kubu 01 Jokowi-Ma'ruf] saat ini di bawah 50 persen, artinya kecenderungan masyarakat akan perubahan dan ingin adanya presiden baru itu di atas 50 persen," jelas Imelda dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Rabu (20/3/2019).

Meski demikian, Imelda mengungkapkan bahwa survei ini tidak akan membuat mereka berpuas diri sebab hasil survei ini merupakan potret per 5 Maret, sehingga efek Debat Cawapres 2019 belum terhitung.

Terlebih, politisi Partai Demokrat ini mengklaim bahwa pihak BPN Prabowo-Sandiaga telah bekerja keras mencapai hasil survei internal melebihi survei besutan Kompas tersebut.

"Kalau dari posisi survei internal yang kita lihat memang ketat angkanya, dan selisihnya mungkin sangat kecil. Kalau yang Kompas 11%, yang kami ketahui di bawah 10%," ungkapnya.

Di sisi lain, pihak TKN Jokowi-Ma'ruf diwakili juru bicara muda dari PDI Perjuangan, Garda Maharsi, menyebut bahwa survei ini merupakan efek dari beberapa black campaign yang ditujukan pada capres besutannya.

Selain itu, menurutnya, naik-turun elektabilitas merupakan hal biasa. Terpenting, capres-cawapres besutannya masih unggul, "Bahwa dalam proses elektoral yang panjang ini. Tentu saja ada dinamika naik turun."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper