Bisnis.com, JAKARTA – Pasar seni global mengalami peningkatan pada 2018, dibantu oleh peningkatan kekuatan belanja milenial.
Hal itu tecermin dari hasil laporan yang diterbitkan oleh UBS dan Art Basel. Sebuah survei terhadap orang-orang kaya yang dilakukan oleh UBS dan ekonom seni Clare McAndrew untuk laporan tersebut menemukan bahwa milenial membeli barang seni secara lebih aktif dan sering menggunakan internet untuk melakukannya.
Ditemukan bahwa lebih banyak dari mereka yang mau mengeluarkan banyak uang untuk seni daripada orang-orang yang lebih tua.
"Untuk generasi yang mungkin tidak pernah memiliki mobil, selera mereka untuk membeli karya seni sangat menggembirakan. Ini mungkin merupakan cerminan dari kualitas seni dan koleksi yang unik dan sebagai aset jangka panjang," kata Chief Marketing Officer UBS Group Johan Jervøe pada Sabtu (9/3/2019).
Secara keseluruhan, penjualan di pasar seni tumbuh 7% menjadi US$67,4 miliar sepanjang 2018, menurut laporan pasar seni tahunan ketiga UBS dan Art Basel.
Orang berusia antara 22 hingga 37 tahun berjumlah hampir setengah dari pemborong karya seni yang secara rutin menghabiskan US$1 juta atau lebih untuk sebuah karya seni selama 2 tahun terakhir, meskipun mewakili hanya lebih dari sepertiga dari kekayaan tinggi individu yang disurvei.
Hasil survei yang dilakukan di Inggris, Jerman, Jepang, Singapura, dan Hong Kong ini menjadi sebuah hikmah di balik kekhawatiran geopolitik dan sentimen ekonomi secara keseluruhan.
Bahkan, Deloitte juga pernah memprediksi bahwa ketika milenial tumbuh menjadi lebih kaya, dan mendapat manfaat dari pergeseran generasi lantaran kekayaan yang diwarisi dari orang tuanya, kekayaan mereka ditaksir bakal mencapai US$24 triliun pada 2020.
Kebiasaan belanja milenial dapat memberikan potensi yang signifikan untuk penjualan online dan aktivitas seni, kata Jervøe, yang memberi manfaat bagi kesehatan industri secara keseluruhan.