Bisnis.com, JAKARTA - Yago Riedijk, pria Belanda yang bergabung ke ISIS, menyesali keputusannya bergabung dengan kelompok teror tersebut.
Riedijk menikahi remaja Inggris Shamima Begum beberapa pekan setelah Begum tiba di wilayah ISIS pada 2015, ketika usia Begum masih 15 tahun.
"Tentu saja (saya menyesal," kata Riedijk ketika ditanya koresponden Sky News apakah ia menyesal bergabung ISIS, dikutip pada 4 Maret 2019.
Riedijk, 27 tahun, ditahan di pusat penahanan Kurdi di timur laut Suriah. Sementara istrinya, Shamina Begum, 19 tahun, bersama bayi laki-lakinya Jarrah, berada di kamp pengungsian al Hawl, Suriah utara.
Dia mengatakan berperang kecil dalam aktivitas ISIS dan hanya bertempur beberapa kali.
"Secara teknis, saya menjadi bagian kelompok," katanya."Beruntung, saya tidak terlibat langsung...menyakiti atau membahayakan orang-orang."
Pemerintah Inggris adalah salah satu dari banyak negara yang bergulat dengan masalah pengembalian milisi ISIS dan istri-istri mereka, ketika kelompok teror itu menghadapi kekalahan di Suriah.
Inggris sendiri telah mencabut kewarganegaraan Begum, dan Riedijk menyayangkan langkah itu.
"Saya mengerti ketakutan pemerintah mana pun terhadap milisi asing atau istri mereka, tetapi membiarkan seorang perempuan muda dalam posisinya yang telah kehilangan anak-anaknya, yang telah melalui kengerian di ISIS dibiarkan di sini membusuk di sebuah kamp, saya tidak berpikir itu keputusan yang sangat manusiawi, tidak," kata Riedijk.
Aku tahu (Shamima) sama sekali tidak berbahaya bagi siapa pun...tapi dia membuat kesalahan dan harus hidup dengan konsekuensi-nya. Dia tidak pernah benar-benar melakukan apa pun selain menjadi seorang istri," tambahnya.
Riedijk mengatakan dirinya bekerja sebagai tukang las selama tinggal di wilayah ISIS.
Riedjik mengaku menderita selama tinggal di kekuasaan ISIS dan pernah dipenjara empat bulan begitu tiba, karena dicurigai sebagai mata-mata pemerintah Belanda.