Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Depok & Solo Berpotensi Jadi Model Kota Cerdas Pangan

Kota Depok di Jawa Barat dan Kota Solo di Jawa Tengah memiliki potensi menjadi model Kota Cerdas Pangan bagi kota-kota lainnya di Indonesia.
Warga memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas di bantaran Banji Kanal Timur (BKT) di Cakung, Jakarta, untuk ditanami kangkung./Antara-Dhemas Reviyanto
Warga memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas di bantaran Banji Kanal Timur (BKT) di Cakung, Jakarta, untuk ditanami kangkung./Antara-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, DEPOK – Kota Depok di Jawa Barat dan Kota Solo di Jawa Tengah memiliki potensi menjadi model Kota Cerdas Pangan bagi kota-kota lainnya di Indonesia.

"Depok dan Solo bisa jadi model jika mau mengintegrasikan sejumlah program dan inisiatif yang sudah dilakukan, juga aktif melaksanakan kegiatan literasi pangan bagi warganya," ucap Koordinator Perkumpulan Indonesia Berseru, Tejo Wahyu Jatmiko di Depok, Rabu (27/2/2019).

Depok dan Solo, seperti juga kota di dunia yang kian padat penduduknya menghadapi tantangan besar untuk mengelola kebutuhan pangan, khususnya pangan sehat, karena memang tidak dirancang untuk menyediakan pangan secara mandiri bagi warganya.

Untuk itu, tuturnya, diperlukan visi dan program yang saling terintegrasi untuk memecahkan tantangan ini. Kota Cerdas merupakan inisiasi program yang mendukung pemerintah kota untuk mengantisipasi hal itu dengan kebijakan yang tepat dan infrastruktur yang memadai, agar tidak menjadi beban tambahan bagi kota.

"Kami yakin bahwa Kota Depok dan Solo dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia untuk memulai inisiatif menciptakan sistem pangan yang sehat dan berkeadilan bagi warganya. Syaratnya, para pihak mau duduk bersama, apalagi bisa bersegera membangun Dewan Pangan Kota yang melibatkan multi pihak," ucapnya.

Sementara itu, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia yang menggawangi riset terkait Kota Cerdas Pangan di Kota Depok dan Solo, Daryatmo menyatakan hasil penelitian yang dilakukan YLKI menunjukkan rendahnya literasi pangan di tingkat warga.

"Hal ini perlu menjadi perhatian banyak pihak, karena rendahnya pengetahuan warga tentang pangan sehat, akan berujung pada meningkatnya ancaman kesehatan khususnya penyakit tidak menular, serta kebiasaan tidak baik, seperti membuang-buang makanan," katanya.

Ini bukan hanya menghambur-hamburkan sumber daya, tetapi juga menambah beban kota untuk mengatasinya. Juga menjauhkan masyarakat yang kurang mampu untuk mencapai kesejahteraan.

Direktur Eksekutif Gita Pertiwi Solo Titik Sasanti mengatajan pada dasarnya, sejumlah program pemerintah mulai menyasar masalah pangan dan sampah pangan yang dihadapi di Kota Depok dan Kota Solo, sayangnya masih terpisah-pisah dan belum terintegrasi dengan baik. Padahal di lapangan mulai tumbuh kesadaran di sektor swasta, seperti hotel, restoran, dan katering untuk mengupayakan agar tidak ada lagi makanan yang terbuang sia-sia.

Tantangannya adalah bagaimana menyambungkan program dan inisiatif yang tumbuh di antara warga, sehingga dapat menjadi bagian dari program kota Cerdas Pangan yang kuat.

"Pemerintah kota membuat aturan dan panduan, agar inisiatif berbagi pangan yang mulai tumbuh ini, dapat menjembatani keinginan warga untuk berbagi, dan juga keamanan pangan makanan berlebih yang diberikan kepada warga lainnya," kata Titik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper