Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sedikitnya 40 Paramiliter Tewas Akibat Bom Bunuh Diri di Kashmir

Pemerintah India menyerukan sanksi internasional terhadap pemimpin kelompok milisi di Pakistan yang dituduh berada di balik serangan bunuh diri di Kashmir yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter.
Ilustrasi bom/Antara
Ilustrasi bom/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah India menyerukan sanksi internasional terhadap pemimpin kelompok milisi di Pakistan yang dituduh berada di balik serangan bunuh diri di Kashmir yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter.

Dalam pernyataan resmi, India mendesak agar PBB mengategorikan Masood Azhar selaku pemimpin kelompok Jaish-e- Mohammad sebagai teroris.

Menteri Dalam Negeri, Rajnath Singh mengatakan Jaish-e-Mohammad "berbasis di Pakistan dan disokong negara itu".

Pakistan menyatakan sangat prihatin dengan peristiwa itu, namun membantah "anggapan elemen-elemen media India dan pemerintah yang mengaitkan serangan itu dengan Pakistan tanpa investigasi".

Kecaman atas insiden tersebut mengalir dari Perdana Menteri India, Narendra Modi, Amerika Serikat, hingga Sekretaris Jenderal PBB.

Apa yang terjadi?

Ledakan terjadi di jalan tol yang menghubungkan Srinagar-Jammu, sekitar 20 kilometer dari Kota Srinagar di wilayah Kashmir yang dikendalikan India.

Berbagai laporan media India menyebutkan peristiwa bermula pada pukul 15.15 waktu setempat, ketika sebuah mobil yang membawa bahan peledak seberat 300-350 kilogram menghantam iring-iringan 70 kendaraan yang mengangkut 2.500 serdadu ke Lembah Kashmir.

"Kendaraan itu menyalip konvoi dan menghantam sebuah bus yang mengangkut 44 personel," ujar seorang petinggi kepolisian sebagaimana Dikutip BBC.com, Jumat (15/2/2019). 

Sang pejabat mengatakan jumlah korban meninggal dunia dan puluhan lainnya menderita "luka kritis".

Insiden itu adalah serangan terparah terhadap aparat keamanan India di Kashmir sejak pemberontakan melawan kekuasaan India terjadi pada 1989.

Baik India maupun Pakistan mengklaim Kashmir—yang dihuni mayoritas penduduk Muslim—merupakan wilayah mereka. Hingga kini masing-masing negara mengendalikan sebagian wilayah Kashmir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper