Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buka Sidang Tanwir Muhammadiyah, Jokowi Cerita Infrastruktur Terseok Seok

Presiden Joko Widodo menceritakan pembangunan infrastruktur ketika membuka sidang ke-51 Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu.
Pembangunan jalan tol Balikpapan Samarinda. Foto diambil pada Rabu (4/7/2018)./Istimewa-Jasamarga Balikpapan Samarinda
Pembangunan jalan tol Balikpapan Samarinda. Foto diambil pada Rabu (4/7/2018)./Istimewa-Jasamarga Balikpapan Samarinda

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah dalam 4,5 tahun ini sengaja memilih fokus membangun infrastruktur. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, tetapi dipilih karena stok infrastruktur memang masih sangat rendah sekali.

“Kalah jauh dengan negara-negara tetangga,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Sidang ke-51 Tanwir Muhammadiyah, di Balai Raya Semarak, Gedung Daerah Provinsi Bengkulu, Jumat (15/2).

Diakui Presiden, pada tahun 1979, saat membangun Tol Jagorawi, dari Jakarta menuju Bogor dan Ciawi, banyak negara melihat dan datang ke Indonesia. Kepala Negara mengungkapkan bahwa Malaysia melihat bagaimana Indonesia membangun jalan tol Jagorawi.

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa Thailand, Filipina melihat bagaimana manajemen Jagorawi serta Vietnam, China melihat bagaimana konstruksi dan pengelolaan Jagorawi.

Namun, setelah 40 tahun, negara yang tadinya melihat Indonesia banyak yang sudah jauh meninggalkan dalam pembangunan infrastruktur ini. Jika selama 40 tahun Indonesia membangun 780 kilometer (km) jalan tol, sambung Presiden, Malaysia yang dulu melihat Indonesia, sekarang sudah membangun kurang lebih 1.800 km jalan tol.

Dan bahkan ini yang paling ekstrem, lanjut Presiden, Tiongkok, China telah membangun 280.000 km jalan  tol.

“Apa yang saya lihat dari peristiwa ini? Kita sering memiliki ide dan gagasan, kemudian kita juga sering memulai yang pertama seperti juga Otorita Batam, termasuk kita yang pertama saat itu, tapi tindak lanjut dari itu kita selalu terseok-seok,” ujar Presiden Jokowi.

Saat meninjau di lapangan, Presiden melihat penyebab Indonesia lamban dalam pembangunan jalan tol dan jalan adalah pembebasan lahan.

Ia menunjuk satu contoh yaitu pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda yang terhenti lebih dari 9 tahun. Setelah dirinya melihat di lapangan, menurutnya, masalah ada di pembebasan lahan.

Di proyek tersebut, menurut Presiden, ada 2 hal yang menyebabkan pembangunan jalan berhenti dan tidak bisa diteruskan. Hal pertama, ujar Presiden, jalan tersebut melewati hutan koservasi.

“Saat itu saya telepon ke Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, apakah hal seperti ini tidak bisa diatasi? Oh bisa Pak, ada payung hukumnya, dimungkinkan. Ya sudah saya beri waktu 2 minggu untuk diselesaikan. Ternyata juga bisa diselesaikan dengan payung hukum yang ada,” ungkapnya.

Hal kedua, ujarnya, pembangunan berhenti lagi karena lahan jalan tol itu melewati lahan Kodam sehingga tidak ada pihak yang berani lewat. “Saya telepon lagi Panglima TNI. Panglima ini ada masalah. Saya beri waktu 2 minggu untuk menyelesaikan. Enggak ada seminggu juga udah rampung,” papar Presiden.

Hal-hal seperti itu, menurut Presiden Jokowi, yang menyebabkan keterlambatan Indonesia dalam proses-proses pembangunan. Tidak hanya jalan tol, menurut Presiden, namun juga pelabuhan, bandar udara dan pembangunan-pembangunan yang lainnya. Ia menambahkan bahwa hal-hal kecil yang menyebabkan sebuah pembangunan itu berhenti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper