Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Serahkan 115 Sertifikat Wakaf di Cianjur

Menurutnya, ada sekitar 800.000 masjid, musala, dan madrasah yang tersebar di seluruh Tanah Air. Dari jumlah tersebut, lanjut Presiden, sekitar 70-80% belum memiliki sertifikat.
Ilustrasi-Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan saat penyerahan sertifikat tanah/ANTARA-Puspa Perwitasari
Ilustrasi-Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan saat penyerahan sertifikat tanah/ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo menyerahkan 115 sertifikat wakaf untuk masjid, musala, dan tempat pendidikan.

Acara penyerahan dilakukan di Pondok Pesantren Al-Ittihad, Kabupaten Cianjur, Jumat, (8/2/2019).

Dalam sambutannya, Presiden kembali menyampaikan alasan percepatan penerbitan sertifikat ini, yaitu banyaknya konflik dan sengketa lahan di setiap daerah.

"Dulu-dulunya enggak ada masalah tapi sekarang bisa terjadi masalah karena juga masjidnya, musalanya, pondoknya, belum pegang yang namanya tanda bukti hak hukum atas tanah yang namanya sertifikat," kata Presiden, dikutip dari setkab.go.id.

Presiden lalu memberikan contoh sengketa yang menimpa salah satu masjid di Jakarta. Masjid besar yang sudah berdiri bertahun-tahun ini pada awalnya tidak ada masalah.

"Begitu tanah di situ harganya Rp120 juta per meter, nah ini ahli waris mempermasalahkan," lanjutnya.

Oleh karena itu, Presiden langsung memerintahkan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk menyelesaikan secepat-cepatnya urusan sertifikat yang berkaitan dengan masjid, musala, madrasah, dan tempat pendidikan.

"Kita ini terus membagikan, enggak tahu sudah berapa puluh ribu yang kita bagikan dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote terutama untuk masjid, musala, madrasah, dan tempat-tempat pendidikan Islam," ungkapnya.

Menurutnya, ada sekitar 800.000 masjid, musala, dan madrasah yang tersebar di seluruh Tanah Air. Dari jumlah tersebut, lanjut Presiden, sekitar 70-80% belum memiliki sertifikat.

"Inilah tugas Kantor BPN untuk menyelesaikan," tegasnya.

Presiden berharap dengan dipercepatnya penerbitan sertifikat ini, konflik dan sengketa lahan bisa dikurangi dan bahkan tidak akan ada lagi di kemudian hari.

"Perkiraan Menteri [ATR/Kepala BPN] kemarin menyampaikan kepada saya, Pak insyaallah seluruh sertifikat di seluruh Tanah Air ini akan selesai tahun 2025. Enggak usah nunggu 160 tahun, 2025 akan diselesaikan oleh kantor-kantor BPN di seluruh Tanah Air," tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper