Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Debat Capres 2019 Putaran II: Jokowi vs Prabowo Debat Bebas di Segmen 4

KPU memberikan gambaran bahwa Debat Pilpres 2019 putaran kedua akan menyajikan segmen debat bebas, yaitu segmen di mana kandidat diberikan kelonggaran waktu, serta tidak bergantung moderator ketika saling menanggapi.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) dan Ma'ruf Amin (kiri) bersalaman dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) disela-sela debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) dan Ma'ruf Amin (kiri) bersalaman dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) disela-sela debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — KPU memberi gambaran bahwa debat capres 2019 putaran kedua akan menyajikan segmen debat bebas, yaitu segmen di mana kandidat diberikan kelonggaran waktu, serta tidak bergantung moderator ketika saling menanggapi.

Walaupun teknis pelaksanaan masih akan dibicarakan kembali, Ketua KPU Arief Budiman mengungkapkan format debat bebas yang akan mempertemukan kedua capres Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto tersebut, akan dimulai pada segmen 4 dan segmen 5.

"Sudah disepakati, segmen 1, 2, 3 sama persis dengan debat pertama. Segmen 4 itu segmen yang akan berdebat bebas," ungkap Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2019).

Dari segi pertanyaan, Arief menjelaskan bahwa segmen 2, 3, dan 4 masih sama seperti debat pertama, yaitu dari panelis. Sedangkan segmen 5, pertanyaan dari masing-masing kandidat. Bedanya, KPU memberikan penyegaran di segmen 4, yaitu adanya pertanyaan berupa video singkat yang akan ditanggapi secara luwes oleh para kandidat.

"Ke [segmen] empat, nanti bukan dalam bentuk pertanyaan. Nanti kita putar film pendek. Satu-dua menit nanti kami persilakan masing-masing menilai bagaimana solusinya," papar Arief.

Harapan Kedua Timses

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Priyo Budi Santoso menyatakan terima kasih pada KPU yang mengakomodasi usulan konsep "tarung bebas" yang mereka kemukakan.

"Saya terima kasih usul kami diakomodir. Ini kan juga keinginan masyarakat luas menginginkan debat presiden standar negarawan, dengan berkaca di berbagai di lini lain, termasuk debat presiden di Amerika," jelasnya.

"Di segmen 4 dan 5 kelihatan debat bebas atau tarung bebas. Relatively tidak ada pembatasan mesin waktu, meskipun para kandidat juga aware terhadap waktu maksimalnya tersebut," tambahnya.

Politisi Partai Berkarya ini menyebut, adanya dua segmen debat bebas yang memberi keleluasaan para kandidat untuk saling menyanggah, dinilainya sanggup membuka sisi lain dari para kandidat. Misalnya, etika ketika saling potong, spontanitas ketika menjawab, dan kejeliannya memanfaatkan waktu

Priyo berharap, dalam pertemuan berikutnya bersama KPU, bukan hanya segmen 4 dan 5 saja yang menjadi debat bebas, tetapi begitu juga segmen lainnya.

"Untuk segmen kedua dan ketiga, lagi diikhtiarkan kemungkinan juga tidak semonoton pada debat yang kemarin. Bagaimana menyempurnakan itu, di rapat berikutnya," ungkap Priyo.

"Mudah-mudahan nanti juga format dua dan tiga ini, segmen dua dan tiga ini, juga menuju ke debat bebas yang menginginkan agar dua calon pemimpin bangsa kita ini betul-betul mempunyai refleks untuk menjawab secara alamiah dari berbagai pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari panelis-panelis," tambahnya.

Di sisi lain, pihak petahana diwakili Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf Aria Bima meyakini dengan adanya format debat bebas, iklim debat akan semakin hidup. Berbeda dari debat putaran pertama yang masyarakat nilai masih kaku dan membosankan.

"Saya kira [format debat bebas] itu supaya lebih hidup, lebih cair, dan paslon juga akan lebih luwes menyampaikan jawaban, pertanyaan, dan suasana debatnya akan muncul," ungkap politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

"Jadi itu saya kira, supaya kritik-kritik yang kemarin itu bisa terjawab. Kok ini terlalu kaku, akhirnya kayak traffic light [peran moderatornya], lampu hijau, lampu merah, lampu kuning. Ini lebih ke substansi dan panelis akan beri pertanyaan yang itu harus dikuasai oleh moderator [agar adil dalam mengatur debat bebas]," ungkap Aria.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper