Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan China Pangkas Proyeksi Laba 2018

Setidaknya 20 perusahaan asal China, termasuk China Life Insurance Co. dan Chongqing Changan Automobile Co, mengatakan bahwa perkiraan raupan laba sepanjang 2018 akan jauh dari harapan.
ilustrasi./.Bloomberg
ilustrasi./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Setidaknya 20 perusahaan asal China, termasuk China Life Insurance Co. dan Chongqing Changan Automobile Co, mengatakan bahwa perkiraan raupan laba sepanjang 2018 akan jauh dari harapan.

Sejumlah pelaku usaha mengatakan perlambatan ekonomi China serta perubahan kebijakan keuangan dan pelemahan ekuitas China menjadi penyebab beratnya perusahaan meraup laba pada tahun lalu.

Perusahaan-perusahaan tersebut menyuarakan kekhawatiran serupa yang datang dari seluruh dunia bahwa tingkat permintaan di China semakin melemah.

Adapun, lebih dari 1.800 perusahaan telah melaporkan data keuangan awal yang menunjukkan sektor industri teknologi, komunikasi, dan keuangan mengalami tekanan paling parah.

Lv Changshun, seorang fund manager di Beijing Dajun Zhimeng Investment Management Co. mengatakan perusahaan swasta sangat rentan terhadap risiko penurunan ekonomi.

"Penurunan keuangan perusahaan adalah kondisi normal untuk setiap ekonomi yang bergerak melambat," kata Changshun seperti dikutip Bloomberg, Rabu (30/1).

Sementara itu, Changan, mitra utama Ford Motor Co. di China, memperkirakan laba 2018 akan anjlok hingga 93%.

Adapun, perusahaan asuransi jiwa dengan pangsa pasar terbesar di Negeri Panda, China Life, memperkirakan laba bersih bisa turun hingga 70%. Namun, perusahaan baru akan meriilis data terperinci pada akhir Maret.

Di sisi lain, Beijing HualuBaina Film & TV Co, operator cloud storing Gosun Holding Co., dan First Tractor Co. memperkirakan mereka akan membukukan kerugian miliaran yuan sepanjang 2018 setelah meraup keuntungan pada 2017.

Sementara itu, Bloomberg Economics menyatakan bahwa ekonomi China telah melambat selama 8 bulan berturut-turut hingga Januari 2019. Perlambatan itu terjadi seiring dengan permintaan global yang melemah dan inflasi pabrik yang melambat. Data menunjukkan upaya pemerintah untuk merangsang ekonomi belum terealisasi terhadap kegiatan bisnis hingga saat ini.

Ken Chen, analis KGI Securities Co. yang berbasis di Shanghai, mengatakan para investor telah memperkirakan penurunan pendapatan akibat perlambatan ekonomi, namun kerugian tersebut ternyata lebih besar dari perkiraan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper